IRA BISA

Sabtu, 28 Mei 2016

Bilangan asli,Bilangan cacah,Bilangan bulat






BILANGAN ASLI, BILANGAN CACAH, DAN
BILANGAN BULAT
RESUME
Sebagai Pemenuhan Tugas Mata Kuliah Pendidikan Matematika
yang Diampu oleh 
Ibu Dra. Titik Sugiarti , M.Pd dan Bapak Fajar Surya Hutama, S.Pd, M.Pd

Oleh
Kelompok 1
                   Siti Humaira                           (150210204010)
                   Nurliana Mawaddah             (150210204015)
                   Tika Triyana                          (150210204030)
                   N. Lailatul Nadhifatul Uyun (150210204040)
Kelas B

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2016
BAB I
PENDAHULUAN
A.           Latar Belakang Masalah
Matematika merupakan suatu ilmu yang berhubungan dengan penelaahan bentuk-bentuk atau struktur-struktur yang abstrak dan hubungan-hubungannya diantara hal-hal itu. Semakin berkembangnya zaman, teknologi semakin canggih dan pengguna teknologi diharuskan memiliki kemampuan untuk memanfaatkan teknologi tersebut dengan sebaik mungkin. Kemajuan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini pun dilandasai oleh perkembangan matematika.
Pembelajaran matematika di sekolah dasar (SD) merupakan dasar bagi penerapan konsep matematika pada jenjang berikutnya. Konsekuensinya dalam pelaksanaan pembelajaran matematika di SD harus mampu menata dan meletakkan dasar penalaran siswa yang dapat membantu mamperjelas menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari dan kemampuan berkomunikasi dengan bilangan dan simbol-simbol, serta lebih mengembangkan sikap logis, kritis, cermat, disiplin, terbuka, optimis, dan menghargai Matematika.
Bilangan adalah suatu konsep matematika yang digunakan untuk pencacahan dan pengukuran. Bilangan juga merupakan suatu ide yang bersifat abstrak yang akan memberikan keterangan mengenai banyaknya suatu kumpulan benda. Simbol ataupun lambang yang digunakan untuk mewakili bilangan itu disebut angka atau lambang bilangan. Dalam penggunaan sehari-hari, angka, bilangan dan nomor seringkali disamakan, secara definisi, angka, bilangan dan nomor merupakan tiga entitas yang berbeda.
Angka adalah suatu tanda atau lambang yang digunakan untuk melambangkan bilangan, sedangkan nomor biasanya menunjuk pada satu atau lebih angka yang melambangkan sebuah bilangan bulat dalam suatu barisan bilangan-bilangan bulat yang berurutan


B.            Tujuan
Tujuan dari penyusunan materi ini adalah untuk memberi pengetahuan kepada pembaca mengenai bilangan asli, bilangan cacah, dan bilangan bulat beseta sifat dan operasinya.
BAB II
PEMBAHASAN
A.     Bilangan Asli (A)
1.        Pengertian Bilangan Asli
Bilangan asli (A) (counting number atau natural number) merupakan bilangan yang dimulai dari angka 1 dan bertambah 1. Pada garis deret ukur bilangan matematika yang dimulai dari angka 1 bertambah 1 ke arah kanan. Contoh bilangan asli adalah 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, ...
2.       Operasi Bilangan Asli
a.        Operasi Penjumlahan Bilangan Asli
Penjumlahan adalah menggabungkan sekelompok bilangan atau lebih menjadi suatu bilangan yang merupakan jumlah. Contoh di bawah adalah penjumlahan antara 1 buah bola ditambah dengan 1 buah bola yang menghasilkan 2 buah bola:
Description: https://gurumatika.files.wordpress.com/2010/07/add3.jpg?w=300&h=94
Apabila dinotasikan dengan angka menjadi:
                                         1 + 1 = 2
Penjumlahan juga dapat dilakukan dengan bertukar tempat. Pertukaran posisi dari angka yang dijumlahkan akan menghasilkan jumlah yang sama.
Description: https://gurumatika.files.wordpress.com/2010/07/add-3-2.jpg?w=300&h=76
                             Maka, 3 + 2 = 5
Demikian pula denga pola berikut ini:
Description: https://gurumatika.files.wordpress.com/2010/07/add-2-3.jpg?w=300&h=75
Maka, 2 + 3 = 5 dan berlaku sifat komutatif pada penjumlahan.
Contoh lain:
1.        2 + 4 = 6 dan 4 + 2 = 6
2.        12 + 6 = 18 dan 6 + 12 = 18
3.        9 + 95 = 104 dan 95 + 9 = 104
b.        Operasi Pengurangan Bilangan Asli
Operasi perkurangan dinyatakan dengan tanda minus dalam notasi infix, dengan bentuk rumus:
c – b = a
Dalam pengurangan, bilangan yang dikurangi disebut minuend, bilangan pengurang disebut subtrahend dan jawabannya disebut reminder. Maka c adalah minuend, b adalah subtrahend, dan a adalah reminder. Contoh :
1)        5 – 3 = 2
2)        15 - 7 = 8
3)        25 - 11 = 14
4)        76 – 6 = 10
c.         Operasi Perkalian Bilangan Asli
Perkalian adalah operasi matematika penskalaan satu bilangan dengan bilangan lain. Operasi ini adalah salah satu dari empat operasi dasar di dalam aritmetika dasar (yang lainnya adalah penjumlahan, pengurangan, pembagian).
Perkalian terdefinisi untuk seluruh bilangan di dalam suku-suku perjumlahan yang diulang-ulang: misalnya, 3 dikali 4 (seringkali dibaca "3 kali 4") dapat dihitung dengan menjumlahkan 3 salinan dari 4 bersama-sama:
3 x 4 = 4 + 4 + 4 = 12
Contoh lain :
1)        5 x 3 = 3 + 3 + 3 + 3 + 3 = 15
2)        7 x 5 = 5 + 5 + 5 + 5 + 5 + 5 + 5 = 35
3)        4 x 11 = 11 + 11 + 11 + 11 = 44
d.        Operasi Pembagian Bilangan Asli
Pembagian adalah konsep matematika utama yang seharusnya dipelajari oleh anak-anak setelah mereka mempelajari operasi penambahan, pengurangan dan perkalian. Pembagian adalah pengurangan berulang. Contohnya 12 : 4 artinya “12 – 4 – 4 - 4 = 0” maka hasilnya 12 : 4 = 3.
Dalam tahap ini, diperkenalkan terlebih dahulu konsep Pembagian sebagai Pengurangan Beruntun dalam kehidupan sehari-hari, misalnya  dengan menggunakan pensil atau buku yang berada di sekitar anak-anak belajar. Sebagai keterangan tambahan, cara mengajarkan fakta-fakta pembagian dapat menggunakan gambar-gambar benda nyata dalam bentuk soal secara pengurangan berulang-ulang. Contoh:
1.        Ibu mempunyai 10 permen dibagikan kepada 5 orang anak setiap anak mendapat sama banyak berapa permen yang diterima setiap anak ?
Jawab :
10 : 5 artinya 10 dikurangi 5 secara berulang sampai habis / hasilnya 0
10 – 5 – 5 = 0 ( habis )
Pengurangan selesai setelah 2 kali, jadi setiap anak mendapat 2 permen.
2.        8 : 2 = 8 – 2 – 2 – 2 – 2 = 0
Maka, 8 : 2 = 4
3.        20 : 4 = 16 – 4 – 4 – 4 – 4 – 4 = 0
Maka, 20 : 4 = 5
3.    Sifat-sifat Operasi Bilangan Asli
a.        Sifat komutatif
Seperti yang telah kamu ketahui, sifat komutatif disebut juga sifat pertukaran. Untuk lebih jelasnya, perhatikan penjumlahan berikut.
2 + 4 = 6
4 + 2 = 6
Jadi, 2 + 4 = 4 + 2.
Sifat seperti ini dinamakan sifat komutatif pada penjumlahan. Sekarang, coba perhatikan perkalian berikut.
2 × 4 = 8
4 × 2 = 8
Jadi, 2 × 4 = 4 × 2.
Sifat seperti ini dinamakan sifat komutatif pada perkalian. Apakah sifat komutatif berlaku pada pengurangan dan pembagian?
Perhatikan contoh berikut.
1)        2 – 4 = –2 dan 4 – 2 = 2
Jadi, 2 – 4 tidak sama dengan 4 – 2, atau 2 – 4 ≠ 4 – 2.
2)      2 : 4 = 0,5 dan 4 : 2 = 2
Diperoleh bahwa 2 : 4 tidak sama dengan 4 : 2, atau 2 : 4 ≠ 4 : 2. Jadi, pada pengurangan dan pembagian tidak berlaku sifat komutatif.
b.        Sifat Asosiatif
Pada penjumlahan dan perkalian tiga bilangan bulat berlaku sifat asosiatif atau disebut juga sifat pengelompokan. Perhatikanlah contoh penjumlahan tiga bilangan berikut.
(2      + 3) + 4 = 5 + 4 = 9
2 + (3 + 4) = 2 + 7 = 9
Jadi, (2 + 3) + 4 = 2 + (3 + 4). Sifat seperti ini dinamakan sifat asosiatif pada penjumlahan. Sekarang, coba perhatikan contoh perkalian berikut.
(2      × 3) × 4 = 6 × 4 = 24
2 × (3 × 4) = 2 × 12 = 24
Jadi, (2 × 3) × 4 = 2 × (3 × 4). Sifat ini disebut sifat asosiatif pada perkalian.
c.         Sifat Distributif
Selain sifat komutatif dan sifat asosiatif, terdapat pula sifat distributif. Sifat distributif disebut juga sifat penyebaran. Untuk lebih memahaminya, perhatikanlah contoh berikut.
Contoh 1 :
Apakah 3 × (4 + 5) = (3 × 4) + (3 × 5) ?
Jawab:
3 × (4 + 5) = 3 × 9 = 27, dan
(3 × 4) + (3 × 5) = 12 + 15 = 27.        
Jadi, 3 × (4 + 5) = (3 × 4) + (3 × 5)




Contoh 2 :
Apakah 3 × (4 – 2) = (3 × 4) – (3 × 2) ?
Jawab:
3 × (4 – 2) = 3 × 2 = 6, dan
(3× 4) – (3 × 2) = 12 – 6 = 6.            
Jadi, 3 × (4 – 2) = (3 × 4) – (3 × 2).



B.     Bilangan Cacah
1.        Pengertian Bilangan Cacah
Bilangan cacah merupakan himpunan bilangan asli ditambah dengan bilangan nol. Bilangan asli sendiri merupakan bilangan yang dimulai dari 1, lalu selanjutnya bertambah satu-satu. Contoh bilangan cacah yaitu : 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, ...
2.        Operasi Pada Bilangan Cacah
Operasi pada bilangan cacah meliputi penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian.
a.        Operasi Penjumlahan Bilangan Cacah
Ada 2 pendekatan atau jalan untuk menerangkan penjumlahan, yaitu melalui kumpulan, dan dengan pengukuran.
1.         Penjumlahan melalui kumpulan
Penjumlahan dengan menggunakan dasar kumpulan didasarkan kepada gabungan dua kumpulan lepas. Mengingat dunia anak-anak masih nyata maka kumpulan yang diambil harus kumpulan dengan anggota benda nyata atau gambar dengan anggota real. Misalnya :
Saya punya kelerang dua buah. Kemudian saya membeli lagi tiga buah. Berapa buah kelerang yang sekarang saya miliki ?
Kita juga dapat menggunakan benda-benda lain, seperti : buku, mobil-mobilan, pensil, dan lain-lain.
2.         Penjumlahan melalui pengukuran
Pada penjumlahan dengan pengukuran, yang dijumlahkan itu bukan bilangan kardinal dari kumpulan-kumpulan tetapi ukuran panjangnya. Penjumlahan dengan pengukuran dapat diperagakan dengan menggunakan garis bilangan.
Description: https://maskiazizah.files.wordpress.com/2011/03/mis2.jpgContoh :

           
3.         Sifat- sifat penjumlahan
a)    Sifat tertutup, yang berarti hasil dari penjumlahan bilangan cacah a dan bilangan cacah b adalah berupa bilangan cacah, misalnya:
0 + 1 = 1
1 + 2 = 3
b)   Sifat komutatif atau juga sering dikenal dengan sifat  pertukaran berlaku:
a + b = b + a, misalnya :
1 + 0 = 1 dan 0 + 1 = 1
3 + 1 = 4 dan 1 + 3 = 4
c)    Sifat Asosiatif atau juga dikenal dengan nama sifat pengelompokan, berlaku:
( a + b ) + c = a + ( b + c ), misalnya :
( 1 + 2 ) + 3 = 6 dan  1 + ( 2 + 3 ) = 6
( 3 + 1 ) + 6 = 10 dan 3 + ( 1 + 6 ) = 10
d)   Unsur Identitas, yang berarti apabila dijumlah suatu bilangan cacah dengan bilangan nol maka hasilnya adalah bilangan itu sendiri, misalnya
                        0 + a = a + 0 = a
0 + 3 = 3 + 0 = 3
5 + 0 = 5
b.        Operasi Pengurangan Bilangan Cacah
Pada penjumlahan, kita mencari jumlahnya.
   4       +          3          =
Suku             suku             jumlah
Sedangkan, pada pengurangan, kita mencari selisihnya.
   5       -           3          =
Yang dikurangi                       pengurang              selisih
Pada 5 – 3 =          kita harus mencari bilangan yang bila ditambahkan kepada 3 diperoleh 5. Ada beberapa cara untuk menjelaskan operasi pengurangan kepada anak usia SD.
1.      Pengurangan melalui kumpulan
Banyak cerita sehari-hari yang pemecahannya memerlukan pemahaman pengurangan. Misalnya :
Ada 5 ekor anak ayam. Dua ekor lari mengejar kupu-kupu. Berapa ekor anak ayam yang tinggal ? gambar atau model konkretnya dapat sebagai berikut :
Description: http://images.slideplayer.info/12/3642373/slides/slide_8.jpg
2.      Pengurangan melalui pengukuran
Pengurangan dengan pengukuran dapat dilakukan dengan menggunakan garis bilangan. Meragakan penjumlahan pada garis bilangan ialah dengan bergerak maju (ke sebelah kanan), sedangkan pengurangan berlawanan arah dengan penjumlahan yaitu bergerak mundur (ke sebelah kiri).
                        Description: https://blogstudymath.files.wordpress.com/2012/01/garis-bilangan.jpg 
Contoh : 4 – 2 = 2
Description: https://blogstudymath.files.wordpress.com/2012/01/garis-bilangan.jpg
3.      Pengurangan dengan bilangan nol
Setiap bilangan jika dikurangi oleh nol, hasilnya adalah bilangan itu sendiri.

a – 0 = a
b - 0  = b
 
Misalnya :

Contoh :          1)   6 – 0 = 6
2)      15 – 0 = 15
3)      24 - 0 = 24
c.         Operasi Perkalian Bilangan Cacah
Operasi perkalian bilangan cacah dapat didefinisikan sebagai hasil penjumlahan berulang bilangan-bilangan cacah. Jika a dan b bilangan-bilangan cacah. Maka a x b dapat didefinisikan sebagai :
a x b = b + b + b + b +b +... + b sebanyak a kali
Oleh karena itu, 4 x 3 mengandung arti 3 + 3 + 3 + 3. Sedangkan 3 x 4 mengandung arti 4 + 4 + 4. Jadi secara konseptual a x b tidak sama dengan b x a, akan tetapi kalau dilihat hasilnya saja maka a x b = b x a.
1.      Perkalian sebagai penjumlahan berulang
Perhatikan soal berikut ini. “Ibu Ani mempunyai 2 dus telur yang masing-masing dus berisi 6 telur. Berapa butir telur yang Ibu Ani miliki ?” banyaknya telur yang dimiliki oleh Ibu Ani adalah 2 x 6 butir. Dari soal itu, jelas bahwa banyaknya telur Ibu Ani 6 + 6. Jadi 2 x 6 = 6 + 6 = 12. Dengan demikian maka soalsoal 5 x 2, 6 x 1, 4 x 2, 2 x 4, dapat diselesaikan dengan penjumlahan berulang sebagai berikut.
5 x 2 = 2 + 2 + 2 + 2 + 2 = 10
6 x 1 = 1 + 1 + 1 + 1 + 1 + 1 = 6
4 x 2 = 2 + 2 + 2 + 2 = 8
2 x 4 = 4 + 4 = 8
Namun, perlu diingat bahwa walaupun hasil akhirnya sama, namun secara proses 5 x 2 tidak sama dengan 2 x 5, 5 x 2 merupakan jumlah dari lima bilangan 2, sedangkan 2 x 5 merupakan jumlah dari dua bilangan 5. Untuk mengingatnya, kita bisa menganalogikannya pada reserp dokter. 3 x 1 artinya tiga kali minum obat, dengan setiap kali meminum obat, obat yang diminun 1 tablet.


2.      Sifat-sifat perkalian bilangan cacah
a)        Sifat tertutup
Sifat tertutup adalah hasil perkalian bilangan cacah a dan b berupa bilangan cacah. Misalnya:
1)      0 x 1 = 0   (bilangan cacah)
2)      1 x 2 = 2   (bilangan cacah)
3)      4 x 5 = 20 (bilangan cacah)
b)        Sifat komutatif (pertukaran)
Pada operasi perkalian sebarang bilangan cacah a dan b berlaku :
a x b = b x a, contoh:
1)      1 x 0 = 0 dan 0 x 1 = 0
2)      3 x 2 = 6 dan 2 x 3 = 6
3)      4 x 5 = 20 dan 5 x 4 = 20
c)        Sifat asosiatif (pengelompokan)
Pada operasi perkalian sebarang bilangan cacah a, b dan c berlaku :
(a x b) x c = a x (b x c), misalnya :
1)      (1 x 2) x 3 = 1 x (2 x 3)
Ruas kiri     : (1 x 2) x 3      Ruas Kanan     : 1 x (2 x 3)
= 2 x 3                                     = 1 x 6
= 6                                           = 30
2)      (3 x 1) x 6 = 3 x (1 x 6)
Ruas kiri     : (3 x 1) x 6      Ruas Kanan     : 3 x (1 x 6)
= 3 x 6                                     = 3 x 6
 = 18                                       = 18
d)       Sifat distributif (penyebaran) perkalian terhadap penjumlahan
Pada perkalian terhadap penjumlahan bilangan cacah sebarang a, b dan c berlaku:   a x (b + c) = (a x b) + (a x c),  misalnya :
1)        2 x (3 + 4) = (2 x 3) + (2 x 4)
Ruas kiri     : 2 x (3 + 4)        Ruas Kanan : (2 x 3) + (2 x 4)
= 2 x 7                                     = 6 + 8
= 14                                         = 14
2)      4 x (1 + 3) = (4 x 1) + (4 x 3)
Ruas kiri     : 4 x (1 + 3)        Ruas Kanan : (4 x 1) + (4 x 3)
= 4 x 4                                     = 4 + 12
= 16                                         = 16
e)        Perkalian dengan bilangan nol
Hasil perkalian bilangan cacah a dengan bilangan nol adalah nol. Misalnya:
1)        a x 0 = 0
2)        5 x 0 = 0
3)        0 x 14 = 0
f)         Unsur Identitas
Hasil perkalian bilangan cacah a dengan bilangan 1 adalah bilangan a itu sendiri. Misalnya :
1)        1 x a = a
2)        1 x 34 = 34
3)        7 x 1 = 7
d.        Operasi Pembagian Bilangan Cacah
Konsep pembagian diperkenalkan kepada siswa setelah ia memahami konsep perkalian. Seperti pada penjumlahan, pengurangan, dan perkalian, pembagian diperkenalkan kepada anak dengan menggunakan benda-benda real atau gambar-gambar benda real yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari. Dengan keadaan yang sehari-hari yang sebenarnya itu diubah ke dalam model konkrit atau gambar yang dilanjutkan dengan simbol. Misalnya:
“ada 6 buah kue yang harus dibagi sama di antara 3 anak. Berapa buah kue untuk setiap anak ?”
Maka, setiap anak akan mendapatkan 2 buah kue.
Sesuai dengan macamnya soal cerita yang dapat diselesaikan dengan pembagian, kita dapat menggunakan bermacam-macam pendekatan dalam menanamkan pengertian pembagian. Pendekatan-pendekatan itu melalui pengurangan berulangan dan cara bersusun pendek.
1.         Pembagian sebagai pengurangan berulang
Menyelesaikan soal 10 : 2 dengan cara pengurangan berulang ialah sebagai berikut. Kurangi 10 itu dengan 2 terus menerus sampai habis atau sisanya lebih kecil dari 2. Kemudian kita lihat berapa kali pengurangan dilakukan.
  10
    2   _           ke-1    
    8                           
    2   _           ke-2    
    6
    2   _           ke-3    
    4                                        ternyata bahwa sampai sisinya 0
    2   _           ke-4                 oleh 2 itu terjadi 5 kali. Ini berarti  
    2                                                pengurangan 10 berarti 10 : 2 = 5   
    2   _           ke-5
    0



C.     Bilangan Bulat
1.        Pengertian Bilangan Bulat
Bilangan bulat adalah bilangan yang tidak mempunyai pecahan desimal, misalnya 8, 21, 87, 65, -34, 0. Bilangan bulat terdiri dari  bilangan bulat positif dan bilangan bulat negatif. Bilangan bulat di dalamnya juga terdapat bilangan asli dan cacah. Himpunan bilangan bulat diberi simbol B dan dinyatakan sebagai berikut :
B = {…, -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3, 4, …}.
Description: http://smartbimbel.com/images/garisbil%20bulat-20091225164835.JPGDalam bentuk garis bilangan :








2.        Operasi Hitung Bilangan Bulat
a.        Operasi Penjumlahan Bilangan Bulat (+)
1.         Penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif 
Penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif selalu menghasilkan bilangan positif.
Contohnya: 2 + 5 = 7
Description: http://2.bp.blogspot.com/_QFASOxh9xOY/TQmKRWYx3oI/AAAAAAAAAxU/Foc0cxN6PXo/s1600/gmbr%2B3.GIF
2.         Penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif 
Penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif akan menghasilkan :
a)        Bilangan bulat negatif, jika bilangan bulat negatif lebih besar daripada bilangan bulat positif.
Contoh : 3 + (-5) = -2
b)        Bilangan nol, jika bilangan bulat positif sama dengan bilangan bulat negatif.
c)        Bilangan bulat positif, jika bilangan bulat positif lebih besar daripada bilangan negatif.
Contoh : 4 + (-3) = 1
Description: http://2.bp.blogspot.com/_QFASOxh9xOY/TQmKRWYx3oI/AAAAAAAAAxU/Foc0cxN6PXo/s1600/gmbr%2B3.GIF
3.         Penjumlahan bilangan bulat negatif dengan bilangan positif
Penjumlahan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat positif akan menghasilkan :
a)        Bilangan bulat negatif, jika bilangan bulat negatif lebih besar daripada bilangan bulat positif.
Contoh : -6 + 3 = -3
b)        Bilangan nol, jika bilangan bulat negatif sama dengan bilangan bulat positif.
Contoh : -3 +3 = 0
c)        Bilangan bulat positif, jika bilangan bulat positif lebih besar daripada bilangan negatif.
Contoh : -4 + 6 = 2
4.         Penjumlahan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif
Penjumlahan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif selalu menghasilkan bilangan bulat negatif.
Contoh : -2 + (-3) = -5


Description: http://smartbimbel.com/images/garisbil%20bulat-20091225164835.JPG
 




b.        Operasi Pengurangan Bilangan Bulat (-)
1.      Pengurangan bilangan bulat positif dengan positif 
Pengurangan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif akan menghasilkan :
a)      Bilangan bulat positif, jika bilangan yang dikurangi lebih besar daripada yang mengurangi.
Contoh: 4 – 3 = 1








Description: http://smartbimbel.com/images/garisbil%20bulat-20091225164835.JPG
 




b)        Bilangan nol, jika bilangan yang dikurangi sama dengan bilangan yang mengurangi.
Contoh : 3 – 3 = 0
c)        Bilangan bulat negatif, jika bilangan yang mengurangi lebih besar daripada bilangan yang dikurangi.
Contoh : 2 – 5 = -3
2.      Pengurangan bilangan bulat negatif dengan negatif 
Pengurangan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif akan menghasilkan :
a)        Bilangan bulat positif, jika bilangan yang mengurangi lebih besar daripada bilangan yang dikurangi.
Contoh : -3 – (-6) = 3
Description: http://smartbimbel.com/images/garisbil%20bulat-20091225164835.JPG 



b)        Bilangan nol, jika bilangan yang dikurangi sama dengan bilangan yang mengurangi.
Contoh : -3 – (-3) = 0
c)        Bilangan bulat negatif, jika bilangan yang dikurangi lebih besar daripada bilangan yang mengurangi.
Contoh : -5 – (-2) = -3
3.      Pengurangan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat positif
Pengurangan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat positif akan menghasilkan bilangan bulat negatif.
Contoh : -2 - 3 = -5


Description: http://smartbimbel.com/images/garisbil%20bulat-20091225164835.JPG
 




4.      Pengurangan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif 
Pengurangan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif akan menghasilkan bilangan bulat negatif.
Contoh : 2 – (-3) = 5


Description: http://smartbimbel.com/images/garisbil%20bulat-20091225164835.JPG
 



c.         Operasi Perkalian Bilangan Bulat (x)
Perlu diingat bahwa dalam operasi perkalian walaupun hasil akhirnya sama, namun secara proses 5 x 2 tidak sama dengan 2 x 5, 5 x 2 merupakan jumlah dari lima bilangan 2, sedangkan 2 x 5 merupakan jumlah dari dua bilangan 5. Untuk mengingatnya, kita bisa menganalogikannya dengan resep dokter. 3 x 1 artinya tiga kali minum obat, dengan setiap kali meminum obat, obat yang diminun 1 tablet yang diminum pagi, siang dan malam.
1.      Perkalian bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif 
Perkalian bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif akan menghasilkan bilangan bulat positif.
a x b = ab atau b x a = ba dan berlaku sifat komutatif.
Contoh :                                          
1)        7 x 6 = 6 + 6 + 6 + 6 + 6 + 6 + 6 = 42
2)        6 x 7 = 7 + 7 + 7 + 7 + 7 + 7 + 7 = 42
3)        3 x 3 = 3 + 3 + 3 = 9
2.      Perkalian bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif 
Perkalian bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif akan menghasilkan bilangan bulat negatif.
a x (-b) = -ab
Contoh :
1)        4 x (-3) = (-3) + (-3) + (-3) + (-3) = -12
2)        5 x (-4) = (-4) + (4) + (-4) + (-4) + (-4) = -20
3.      Perkalian bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat positif
Jika 3 x (-4) = (-3) + (-3) + (-3) + (-3) = -12,  bagaimana dengan (-4) x 3 ? bisakah kita menggunakan penjumlahan berulang angka 3 sebanyak –4 kali ?  tentunya tidak bisa.
Contoh: -5 x 3 = ...
Maka untuk menghitung perkalian bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat positif, dengan memperhatikan pola penalaran berikut:
-1
 
-1
 
3 x 1 = 3
-1
 
-1
 
2 x 1 = 2
-1
 
-1
 
1 x 1 = 1
-1
 
-1
 
0 x 1 = 0
-1
 
-1
 
-1 x 1 = -1
-1
 
-1
 
-2 x 1 = -2
-1
 
-1
 
-3 x 1 = -3
-1
 
-1
 
-4 x 1 = -4
-5 x 1 = -5,            dan seterusnya
Apabila diteruskan nilainya akan selalu negatif, dan selisih antara hasil pertama dan hasil kedua selisih -1 dan begitu seterusnya. Dari pola tersebut terlihat bahwa perkalian bilangan bulat positif dan bilangan bulat negatif adalah bilangan negatif. Jadi, -5 x 3 = -15.
Contoh lain :
1.       
Bersifat Komutatif
 
(-25) x 2 = -50
2.        2 x (-25) = -50
3.        (-3) x 4 = -12
4.      Perkalian bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif 
Contoh soal. (-4) x (-3) = ?
Perkalian bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif akan selalu menghasilkan bilangan bulat positif -a x (-b) = ab.
Perhatikan pola penalaran berikut ini:
+4
 
-1
 
  (-4) x 3             = -12
+4
 
-1
 
  (-4) x 2             = -8
+4
 
-1
 
  (-4) x 1             = -4
+4
 
-1
 
  (-4) x 0             = 0
+4
 
-1
 
                        (-4) x (-1)         = 4
-1
 
+4
 
  (-4) x (-2)         = 8
  (-4) x (-3)         = 12,                dan seterusnya.
            Apabila diteruskan nilainya akan selalu positif, dan hasil perkalian pertama dengan perkalian kedua selisih 4 dan bertambah 4 seterusnya. Kemudian pengali pertama dengan kedua dikurangi 1 (-1) hingga seterusnya.   Dari pola tersebut terlihat bahwa perkalian bilangan bulat negatif dan bilangan bulat negatif adalah bilangan positif. Dari pola penalaran tersebut juga dapat disimpulkan, bahwa perkalian dengan bilangan 0 akan menghasilkan 0. Jadi, (-4) x (-3) = 12.
Contoh lain :
1)       
Bersifat Komutatif
 
(-4) x (-5) = 20
2)        (-5) x (-4) = 20
3)        (-7) x (-3) = 21
4)        (-5) x (-2) = 10
d.        Operasi Pembagian Bilangan Bulat
Operasi pembagian bilangan bulat dapat dilakukan dengan cara pengurangan berurutan hingga menghasilkan 0.
1.         Pembagian bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif 
Pembagian bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif akan selalu menghasilkan bilangan bulat positif.
Contoh :
1)        8 : 2 = ...


Cara ke-1

 
8 : 2 artinya ada berapa “duaan” dalam 8.


 




Dalam kotak tersebut terdapat lingkaran hitam sebanyak 8, kemudian di ikat sama banyak. Masing-masing ikatan berisi dua lingkaran hitam. Maka ada 4 ikatan yang isinya sama banyak.
Jadi, 8 : 2 = 4
Cara ke-2
Untuk pengerjakan operasi pembagian juga dapat dilakukan dengan menggunakan operasi perkalian. Perhatikan contoh soal berikut ini.
= 4, sama artinya dengan 2 x 4 = 8
 
8
2
= 2, sama artinya dengan 4 x 2 = 8
 
8
4
= a, artinya 2 x a = 8
 
8
2
= n, artinya 5 x n = 20
 
20
 5
= c, maka a = b x c
 
Jadi,     a
                        b
2)        9 : 3 = ...
9 – 3 = 6 , pengurangan ke-1
6 – 3 = 3 , pengurangan ke-2
3 – 3 = 0 , pengurangan ke-3
Dalam pembagian 9 : 3 terjadi 3 kali mengurangi 9 dengan 3 sehingga hasilnya 0, maka 9 : 3 = 3
2.      Pembagian bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat positif, bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif, dan bilangan bulat negatif dengan negatif.
Contoh :
a)        Pembagian bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat positif
(-8) : 2 = ...
= -4, artinya 2 x (-4) = -8
 
(-8)     
  2
2
 
= a, artinya 2 x a = -8
 
(-8)
Jadi,     -a
             b
 
 


 


                        Contoh lain :
= q , maka angka berapa yang di kalikan 5 akan menghasilkan -15. 5 x q = -15, maka q adalah -3.
5 x (-3) = -15.
          Jadi, -15 : 5 = -3
         
 
-15
  5



b)       Pembagian bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif
= n , maka angka berapa yang di kalikan -3 akan menghasilkan 18. -3 x n = 18, maka n adalah -6.
(-3) x (-6) = 18.
          Jadi, 18 : (-3) = -6
         
 
18
 -3





 







c)        Pembagian bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif
= p , maka angka berapa yang di kalikan -6 akan menghasilkan -12. (-6) x p = -12, maka p adalah 2
(-6) x 2 = -12
          Jadi, (-12) : (-6) = 2
         
 
-12
 -6




 



3.         Sifat Operasi Bilangan Bulat
a.             Sifat komutatif
Sifat komutatif (pertukaran) pada penjumlahan dan perkalian untuk setiap bilangan bulat a dan b, berlaku sebagi berikut :
a + b = b + a dan a x b = b x a, berlaku untuk semua bilangan bulat.
Contoh:
1)        3 + (-9) = -6 dan -9 + 3 = -6
2)        3 + 5 = 8 dan 5 + 3 = 8
3)        4 x 2 = 8 dan 2 x 4 = 8
4)        3 x 2 = 6 dan 2 x 3 = 6
5)        4 x -2 = -8 dan -2 x 4 = -8
b.             Sifat asosiatif
Sifat asosiatif (pengelompokan) pada penjumlahan dan perkalian untuk setiap a, b, dan c bilangan-bilangan bulat berlaku :
(a + b) + c = a + (b + c)
(a x b) x c = a x (b x c), berlaku untuk semua bilangan bulat
Contoh:
1)        (9 + (-5)) + (-2) = 9 + ((-5) + (-2))
Ruas kiri   : (9 + (-5)) + (-2)          Ruas Kanan     : 9 + ((-5) + (-2))
 = 4 + (-2)                                            = 9 + (-7)
 = 2                                                      = 2


2)        (2 + 4) + 6 = 2 + (4 + 6)
Ruas kiri   : (2 + 4) + 6                 Ruas Kanan     : 2 + (4 + 6)
 = 6 + 6                                                = 2 + 10
                        = 12                                                     = 12
3)        (3 x 2) x 4 = 3 x (2 x 4)
Ruas kiri   : (3 x 2 ) x 4                 Ruas Kanan     : 3 x (2 x 4)
= 6 x 4                                                 = 3 + 8
= 24                                                     = 24
4)        (3 x 5) x (-2) = 3 x (5 x (-2))
Ruas kiri   : (3 x 5 ) x (-2)             Ruas Kanan     : 3 x (5 x (-2))
= 15 x (-2)                                           = 3 x (-10)
= -30                                                    = -30
c.         Sifat distributif (penyebaran)
Sifat distributif (penyebaran) berlaku a x (b + c) = (a x b) + (a x c), yang berlaku untuk semua bilangan bulat.
Contoh :
1)        4 x (5 + 2) = (4 x 5) + (4 x 2)
Ruas kiri   : 4 x (5 +2)                  Ruas Kanan     : (4 x 5) + (4 x 2)
= 4 x 7                                     = 20 + 8
= 28                                         = 28
2)        3 x ((-2) + 4) = (3 x (-2)) + (3 x 4)
Ruas kiri   : 3 x ((-2) + 4)  Ruas Kanan     : (3 x (-2)) + (3 x 4)
= 3 x 2                                     = -6 + 12
= 6                                           = 6


BAB III
PENUTUP
3.1    Kesimpulan
Bilangan asli (A) (counting number atau natural number) merupakan bilangan yang dimulai dari angka 1 dan bertambah 1. Pada garis deret ukur bilangan matematika yang dimulai dari angka 1 bertambah 1 ke arah kanan. Contoh bilangan asli adalah 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, ...
Operasi bilangan asli meliputi penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Sifat-sifat bilangan asli meliputi sifar komutatif (pertukaran), sifat asosiatif (pengelompokan), dan sifat distributif (penyebaran).
Bilangan cacah merupakan himpunan bilangan asli ditambah dengan bilangan nol. Bilangan asli sendiri merupakan bilangan yang dimulai dari 0, lalu selanjutnya bertambah satu-satu. Contoh bilangan cacah yaitu : 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, ...
Operasi bilangan cacah meliputi penjumlan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Operasi penjumlahan ada 2 pendekatan atau jalan untuk menerangkan penjumlahan, yaitu melalui kumpulan, dan dengan pengukuran. Sifat penjumlahan bilangan cacah meliputi tertutup, komutatif, asosiatif, dan usur identitas. Operasi pengurangan ada beberapa cara untuk menjelaskan operasi pengurangan kepada anak usia SD, yaitu meliputi pengurangan melalui kumpulan, pengurangan melalui pengukuran, dan pengurangan dengan bilangan nol. Operasi perkalian bilangan cacah dapat didefinisikan sebagai hasil penjumlahan berulang bilangan-bilangan cacah. Jika a dan b bilangan-bilangan cacah. Maka a x b dapat didefinisikan sebagai: a x b = b + b + b + b +b +... + b sebanyak a kali. Sifat perkalian bilangan cacah meliputi: sifat tertutup, komutatif, asosiatif, distributif, perkalian dengan bilangan nol, dan unsur identitas.  Operasi pembagian bilangan cacah dapat dilakukan dengan cara pengurangan berulang-ulang.
Bilangan bulat adalah bilangan yang tidak mempunyai pecahan desimal, misalnya 8, 21, 87, 65, -34, 0. Bialangan bulat terdiri dari  bilangan bulat positif dan bilangan bulat negatif. Bilangan bulat didalamnya juga terdapat bilangan asli dan cacah. Himpunan bilangan bulat diberi simbol B dan dinyatakan sebagai berikut : B = {…, -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3, 4, …}. Operasi bilangan bulat meliputi operasi penjumlahan, pengurangan, pengurangan, pembagian.
Operasi penjumlahan bilangan bulat meliputi: penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif, penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif, penjumlahan bilangan bulat negatif dengan bilangan positif, dan penjumlahan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif.
Operasi pengurangan bilangan bulat meliputi: pengurangan bilangan bulat positif dengan positif , pengurangan bilangan bulat negatif dengan negatif, pengurangan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat positif, pengurangan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif.
Operasi perkalian bilangan bulat meliputi: perkalian bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif, perkalian bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif, perkalian bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat positif, perkalian bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif.
Operasi pembagian bilangan bulat meliputi: pembagian bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif, pembagian bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat positif, pembagian bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif, pembagian bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif. Pada bilangan bulat terdapat sifat-sifat tentang penjumlahan dan perkalian yaitu : komutatif, asosiatif, dan distributif.










DAFTAR PUSTAKA
Untoro, J. 2006. Buku Pintar Matematika SD untuk Kelas 4, 5, dan 6. Jakarta: Wahyumedia
Untoro, Joko. 2007. Genius Matematika Kelas 4 SD. Jakarta: Wahyumedia
Karso, dkk. 2013. Pendidikan Matematika 1. Banten : Universitas Terbuka.
Joeniarsih, Asih. 2012. Makalah Matematika Bilbul. (Online), diakses pada tanggal 16 Februari,
2016,http://id.scribd.com/doc/116110340/MAKALAH-matematika-bilbul#scribd
Simanjuntak, Lismawati, dkk. 2003. Metode Mengajar Matematika I. Jakarta : Rineka Cipta



1 komentar: