IRA BISA

Selasa, 31 Mei 2016

Penanaman Nilai Menghargai Keputusan Musyawarah Mufakat Dalam Pembelajaran Ppkn Melalui Metode Diskusi Siswa Kelas V Di Sekolah Dasar












 

PENANAMAN NILAI MENGHARGAI KEPUTUSAN MUSYAWARAH MUFAKAT DALAM PEMBELAJARAN PPKn MELALUI  METODE DISKUSI SISWA KELAS V di SEKOLAH DASAR

MAKALAH

Sebagai Pemenuhan Tugas Kosep Dasar PPKn dengan Dosen Pengampu Bapak Drs. Imam Muchtar, S.H M. Hum dan Bapak Fajar Surya Hutama S.pd, M.pd
                                   

Dibuat Oleh
Siti Humaira
(150210204010)
                                   

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2015
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah_Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah PPKn dengan judul “Penanaman Nilai Musyawarah Mufakat Melalui Metode Diskusi Pada siswa Kelas V Sekolah Dasar”.
 Pembuatan makalah ini tidak terlepas dari bantuan orang lain , maka dari itu kami ucapkan terima kasih kepada Dosen pembimbing mata kuliah  PPKn dan teman-teman yang selalu bekerja sama.
         Tiada gading yang tak retak,tiada manusia yang sempurna. Oleh karenanya kami mohon maaf atas tulisan kami yang sangat jauh dari kesempurnaan ini.Akhirnya kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya makalah ini , kami ucapkan terima kasih dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan penulis.



                                                                                    Jember, 20 November 2015

                                                                                                            Penulis,                       








DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................... i
KATA PENGANTAR....................................................................................... ii
DAFTAR ISI....................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang.................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................... 1
1.3 Tujuan.................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................... 2
2.2 Penanaman Nilai Musyawarah Mufakat dengan metode diskusi pada siswa  kelas V Sekolah Dasar     2
BAB III PENUTUP............................................................................................ 12
3.1Kesimpulan........................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 13















BAB I
PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang
Penanaman Nilai-nilai Menghargai Keputusan bersama Dalam Pembelajaran PPKn Melalui  Metode Diskusi Siswa Kelas V Di Sekolah Dasar . Dalam proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan yang kegiatan pokok. Dimana akan menentukan berhasil dan tidaknya pencapaian tujuan pembelajaran. Pencapaian tujuan pembelajaran ini  ditentukan oleh bagaimana cara belajar siswa baik pada saat ia belajar di sekolah maupun pada saat ia belajar di luar jam sekolah.
Pada pembelajaran PPKn menggunakan metode ceramah siswa cenderung pasif karena hanya mendengarkan saja, mengantuk, tidak ada kesempatan bertanya dan siswa tidak ada keinginan untuk mengajukan pertanyaan, kurang semangat untuk ingin tahu. Kondisi ini menyebabkan, materi yang diberikan oleh guru tidak sampai secara maksimal.        Oleh karena itu digunakanlah metode diskusi dengan metode ini diharapkan siswa dapat aktif. Hal ini ditunjukkan oleh siswa banyak bertanya, dan berpikir kritis, saling bertukar pendapat antar teman. Dalam bertukar pendapat ini terkadang siswa yang satu dengan yang lainnya tidak dapat menerima pendapat temannya. Agar siswa ini dalam bertukar pendapat itu tidak berselisih paham maka harus di tanamkan nilai musyawarah mufakat dalam berdiskusi.
1.2 Rumusan Masalah
1.      Bagaimanakah  penanaman nilai-nilai menghargai keputusan bersama dalam pembelajaran PPKn melalui metode diskusi siswa kelas V di Sekolah Dasar ?
1.3Tujuan
1.      Untuk Mengetahui penanaman nilai-nilai menghargai keputusan bersama dalam pembelajaran PPKn melalui metode diskusi siswa kelas V di Sekolah Dasar.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Penanaman Nilai Menghargai Keputusan Bersama Dalam Pembelajaran PPKn Melalui  Metode Diskusi  Siswa Kelas V di Sekolah Dasar .
Penanaman nilai menghargai keputusan bersama dalam pembelajaran PPKn salah satunya melalui metode diskusi. Dalam kurikulum 2013 SD/MI menggunakan pendekatan pembelajaran tematik integratif dari kelas I sampai kelas VI. Pembelajaran tematik integratif merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam beberapa tema.Pengintegrasian tersebut dilakukan dalam dua hal, yaitu integrasi sikap, keterampilan dan pengetahuan dalam proses pembelajaran dan integrasi berbagai konsep dasar yang berkaitan. Dengan demikian pembelajarannya memberikan makna yang utuh kepada peserta didik seperti tercermin pada berbagai tema yang tersedia.
Dalam pembelajaran tematik integratif, tema yang dipilih berkenaan dengan alam dan kehidupan manusia. Untuk kelas I, II, dan III, Dari sudut pandang psikologis, peserta didik belum mampu berpikir abstrak untuk memahami konten mata pelajaran yang terpisah kecuali kelas IV, V, dan VI sudah mulai mampu berpikir abstrak.
kompetensi inti dan kompetensi dasar berkenaan dengan menghargai keputusan bersama secara mufakat terdapat pada kelas V di bawah ini.
Kompetensi Inti

Kompetensi Dasar

2.Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya serta cinta tanah air

2.3 Menunjukkan penghargaan terhadap proses pengambilan keputusan atas dasar musyawarah mufakat



2.2.1 Menghargai Keputusan bersama                              
Keputusan bersama adalah keputusan yang melibatkan semua orang yang berkepentingan dengan pertimbangan,pemikiran serta pembahasan yang matang. Keputusan bersama harus mewakili kepentingan seluruh anggota pesera musyawarah. Keputusan bersama dalam musyawarah adalah sesuatu sangat penting dan disahkan bersama. Keputusan bersama dapat dihasilkan jika dilakukan dalam musyawarah yang sungguh sungguh. Keputusan bersama harus diterima dengan sikap terbuka dan ditaati Suatu Keputusan bersama harus  dilaksanakan walaupun keputusan itu mengandung kekurangan. Keputusan bersama melibatkan semua anggota yang terlibat dalam musyawarah. Keputusan bersama harus dilaksanakan dengan rasa tanggung jawab. Keputusan yang di ambil tidak bisa di serahkan kepada satu orang saja melainkan seluruh anggota.Ada beberapa nilai dasar dalam melakukan musyawarah, antara lain :
1.      Kebersamaan
Dalam pengambilan keputusan kita melakukan secara bersama-sama duduk dalam satu tempat dengan tujuan yang sama demi kebaikanbersama walaupun diantara anggota yang satu dengan yang lainnya memiliki latar belakang yang berbeda-beda.  Kita harus tetap mendahulukan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi atau golongan.
2.      Persamaan hak
Seluruh anggota diskusi atau rapat memiliki hak yang sama dalam mengemukakan pendapatnya secara sebebas-bebasnya.
       3. Kebebasan mengemukakan pendapat
Bebas disini tidak mendapat paksaan dari orang lain. Semua dapat mengemukakan pendapatnya secara logis masuk akal tidak asal mengemukakan pendapat yang hanya dapat menimbulkan perpecahan. Harus sesuai dengan norma tidak menyinggung perasaan orang lain.
4.  Mengharagai pendapat orang lain
Setiap orang dalam forum rapat atau diskusi harus saling menghargai pendapat orang lain tanpa menyela pendapat yang di kemukan orang lain. Jika tidak setuju boleh menanggapinya secara sopan tanpa mengandung unsur emosi  yang dapat menimbulkan perpecahan.
5. Pelaksanaan hasil keputusan secara bertanggung jawab
Hasil dari keputusan bersama harus di pertanggung jawabkan dengan melaksanakannya dengan hati yang ikhlas. Walaupun hasil dari keputusan bersama mengandung kekurangan dan bertentangan dengan kita.
2.2.2Bentuk-bentuk keputusan bersama
1.Musyawarah mufakat
Musyawarah adalah proses pembahasan suatu persoalan dengan maksud mencapai keputusan bersama. Mufakat adalah kesepakatan yang dihasilkan setelah melakukan proses pembahasan dan perundingan bersama. Jadi musyawarah mufakat merupakan proses membahas persoalan secara bersama demi mencapai kesepakatan bersama. Musyawarah mufakat dilakukan sebagai cara untuk menghindari pemungutan suara yang menghasilkan kelompok minoritas dan mayoritas. Dengan musyawarah mufakat diharapkan dua atau beberapa pihak yang berbeda pendapat tidak terus bertikai dan mendapat jalan tengah. Karena itu, dalam proses musyawarah mufakat diperlukan kerendahan hati dan keikhlasan diri.
Prinsip- prinsip dalam keputusan bersama secara musyawarah mufakat yaitu :
a.       Pendapat disampaikan secara santun.
b.      Menghormati pendapat orang lain yang pendapatnya bertentangan.
c.       Mencari titik temu diantara pendapat-pendapat yang ada secara bijaksana.
d.      Menerima keputusan bersama secara besar hati, meski tidak sesuai dengan keinginan.
e.       Melaksanakan keputusan bersama dengan sepenuh hati.
Ciri-ciri musyawarah yaitu :
1.      Sesuai dengan kepentingan bersama.
2.      Pembicaraan harus dapat diterima dengan akal sehat sesuai hati nurani
3.      pendapat yang di sampaikan mudah di pahami dan tidak memberatkan
4.      Dalam proses musyawarah pertimbangan moral lebih diutamakan dan bersumber dari hati nurani yang luhur dan sebagainya.
2.Voting
Voting merupakan cara kedua jika cara musyawarah untuk mufakat gagal dilakukan. Sebelum voting dilaksanakan, perlu diperhatikan beberapa hal berikut:
  1. Voting ditempuh setelah cara musyawarah untuk mufakat sudah dilaksanakan.
  2. Voting dilakukan karena ketidak mungkinan menempuh musyawarah untuk mufakat lagi. Ketidak mungkinan ini disebabkan munculnya beragam pendapat yang bertentangan. Pertentangan inilah yang mencegah pencapaian kata mufakat.
  3. Voting dilakukan karena sempitnya waktu, sementara keputusan harus segera diambil.
  4. Voting dilakukan setelah semua peserta musyawarah mempelajari setiap pendapat yang ada.
  5. Voting dilakukan jika peserta musyawarah hadir mencapai kuorum.
  6. Voting dianggap sah sebagai keputusan jika separuh lebih peserta yang hadir menyetujuinya.
g.      Dalam voting, pendapat yang memperoleh suara terbanyak menjadi keputusan bersama. pendapat yang suaranya lebih sedikit terpaksa diabaikan.  
Kedua cara pengambilan keputusan bersama di atas, masing-masing memiliki kekurangan dan kelebihan. Pada pengambilan keputusan melalui musyawarah untuk mufakat, kemungkinan terjadinya pertikaian dan perpecahan akan lebih kecil. Karena keputusan baru diambil jika telah dicapai kesepakatan dari semua peserta musyawarah ( dicapai mufakat ). Namun cara seperti ini akan memakan waktu yang lebih lama apalagi jika peserta musyawarah jumlahnya banyak. Akan sangat sulit dicapai mufakat, karena banyak orang yang akan ber pendapat. Pada cara voting, keputusan akan dapat diambil dengan waktu yang lebih singkat, namun kemungkinan terjadinya ketidak puasan dari pihak yang kalah suara, jauh lebih besar. Pihak yang pendapatnya tidak disetujui akan dengan terpaksa menerima keputusan yang akhirnya diambil, sehingga bisa terjadi perpecahan. 




3. Aklamasi
Ada kalanya keputusan bersama tidak diambil dengan cara mufakat atau voting, tetapi dengan cara aklamasi. Aklamasi adalah pernyataan setuju secara lisan dari seluruh anggota kelompok. Pernyataan setuju ini dilakukan untuk melahirkan keputusan bersama. Pernyataan setuju dilakukan tanpa melalui pemungutan suara. Aklamasi terjadi karena adanya pendapat yang dikehendaki oleh semua anggota kelompok. Keputusan bersama yang disetujui dengan cara aklamasi ini harus dilaksanakan oleh seluruh anggota.
2.2.2 Metode Diskusi
Menurut Depdikbud (1986) Metode Diskusi diartikan sebagai suatu cara penguasaan isi pelajaran melalui wahana tukar pendapat berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang Di peroleh guna memecahkan suatu masalah
Metode diskusi dipandang sebagai salah satu metode pengajaran yang paling efektif untuk kelompok kecil, khususnya mempelajari keterampilan yang kompleks seperti memikirkan secara kritis, pemecahan masalah dan komentar pribadi, pembelajaran metode diskusi dapat melaksanakan pertukaran gagasan, fakta dan pendapat antara murid, sehingga menjadikan Suasana belajar lebih dinamis.
Secara umum tujuan dan manfaat diskusi kegiatan diskusi dalam pembelajaran di lakukan untuk memberi kesempatan kepada siswa membahas suatu permasalahan atau topik dengan cara setiap siswa menyampaikan pendapatnya. Saling tukar pemikiran untuk memperoleh kesimpulan bersama dari diskusi yang di lakukan nya.
Tujuan dan Manfaat Metode Diskusi  
1.    memupuk sikap toleransi yaitu setiap siswa saling menghargai terhadap pendapat yang di kemukakan oleh setiap peserta didik.
2.    Memupuk kehidupan yang demokrasi yaitu setiap siswa secara bebas dan bertanggung jawab terbiasa mengemukakan pendapat, bertukar pikiran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang di harapkan.
3.    Mendorong pembelajaran secara aktif  yaitu siswa dalam membahas suatu topik pembelajaran tidak selalu menerima dari guru, akan tetapi melalui kerjasama dalam kelompok diskusi siswa belajar mengembangkan kemampuan berfikirnya.
4.    Menumbuhkan rasa percaya diri yaitu dengan kebiasaan untuk berargumentasi yang di lakukan antar sesama teman dalam kelompokdiskusi,akan mendorong keberanian dan rasa percaya diri menyampaikan pendapatnya maupun mencari solusi dari pemecahan masalah.
Jenis - jenis Diskusi
Terdapat bemacam-macam jenis diskusi yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran, dibawah ini contoh jenis diskusi yang sering di gunakan antara lain:
a. Diskusi Kelas
Diskusi kelas atau disebut juga diskusi kelompok adalah proses pemecahan masalah yang dilakukan oleh seluruh anggota kelas sebagai peserta diskusi.
b. Diskusi Kelompok Kecil
Diskusi kelompok kecil dilakukan dengan membagi siswa dalam kelompok-kelompok.Jumlah anggota kelompok antara 3-5 orang. Pelaksanaannya dimulai dengan guru menyajikan permasalahan secara umum, kemudian masalah tersebut dibagi - bagi ke dalam submasalah yang harus dipecahkan oleh setiap kelompok kecil. Selesai diskusi dalam kelompok kecil, ketua kelompok menyajikan hasil diskusinya.
c. Simposium
Simposium adalah metode mengajar dengan membahas suatu persoalan dipandang dari berbagai sudut pandang berdasarkan keahlian. Simposium dilakukan untuk memberikan wawasan yang luas kepada siswa. Setelah para penyaji memberikan pandangannya tentang masalah yang dibahas, maka simposium diakhiri dengan pembacaan kesimpulan hasil kerja tim perumus yang telah ditentukan sebelumnya.
d. Diskusi Panel
Diskusi panel adalah pembahasan suatu masalah yang dilakukan oleh beberapa orang panelis yang biasanya terdiri dari 4 - 5 orang di hadapan audiens. Diskusi panel berbeda dengan jenis diskusi lainnya. Dalam diskusi panel audiens tidak terlibat secara langsung, tetapi berperan hanya sekadar peninjau para panelis yang sedang melaksanakan diskusi. Oleh sebab itu, agar diskusi panel efektif perlu digabungkan dengan metode lain, misalnya dengan metode penugasan. Siswa disuruh untuk merumuskan hasil pembahasan dalam diskusi.
Langkah - langkah Melaksanakan Diskusi
Agar penggunan diskusi berhasil dengan efektif, maka perlu dilakukan langkah - langkah sebagai berikut :
a. Langkah Persiapan
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam persiapan diskusi di antaranya:
1.       Merumuskan tujuan yang ingin dicapai, baik tujuan yang bersifat umum maupun tujuan khusus.
2.       Menentukan jenis diskusi yang dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
3.       Menetapkan masalah yang akan dibahas.
4.       Mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan teknis pelaksanaan diskusi, misalnya ruang kelas dengan segala fasilitasnya, petugas - petugas diskusi seperti moderator, notulis, dan tim perumus,apabila diperlukan.
b. Pelaksanaan Diskusi
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan diskusi adalah :
1.       Memeriksa segala persiapan yang dianggap dapat memengaruhi kelancaran diskusi.
2.       Memberikan pengarahan sebelum dilaksanakan diskusi, misalnya menyajikan tujuan yang ingin dicapai serta aturan - aturan diskusi sesuai dengan jenis diskusi yang akan dilaksanakan.
3.       Melaksanakan diskusi sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan. Dalam pelaksanaan diskusi hendaklah memerhatikan suasana atau iklim belajar yang menyenangkan, misalnya tidak tegang, tidak saling menyudutkan, dan lain sebagainya.
4.       Memberikan kesempatan yang sama kepada setiap peserta diskusi untuk mengeluarkan gagasan dan ide – idenya.
5.       Mengendalikan pembicaraan kepada pokok persoalan yang sedang dibahas. Hal ini sangat penting, sebab tanpa pengendalian biasanya arah pembahasan menjadi melebar dan tidak fokus.
c. Menutup Diskusi
Akhir dari proses pembelajaran dengan menggunakan diskusi hendaklah dilakuan hal - hal sebagai berikut :
1.      Membuat pokok - pokok pembahasan sebagai kesimpulan sesuai dengan hasil diskusi
2.      Mengulang jalannya diskusi dengan meminta pendapat dari seluruh peserta sebagai umpan balik untuk perbaikan selanjutnya
Keunggulan dan Kelemahan Menggunakan Metode Diskusi
1.keunggulan metode diskusi menurut Gilstrap dan Martin (1975) dalam Modjiono (1992) metode diskusi mempunyai beberapa keunggulan.
a.       Metode ini memberikan kesempatan kepada para siswa untuk berpartisipasi secara langsung, baik sebagai partisipan, ketua kelompok, atau penyusun pertanyaan diskusi. Adanya partisipasi langsung ini memungkinkan terjadinya keterlibatan intelektual, sosial-emosional, dan mental para sisa dalam proses belajar.
b.      Metode ini mampu meningkatkan kemungkinan berpikir kritis, partisipasi demokratis, mengembangkan sikap, motivasi, dan kemampuan berbicara yang dilakukan tanpa persiapan.
c.        Metode ini memberikan kesempatan kepada para siswa untuk memahami kebutuhan memberi dan menerima (take and give), sehingga siswa dapat mengerti dan mempersiapkan dirinya sebagai warga yang demokratis.
d.      Metode ini menguntungkan para siswa yang lemah dalam pemecahan masalah oleh kelompok, biasanya lebih tepat daripada perorangan.
e.       Metode ini memberikan kesempatan kepada para siswa untuk menguji, mengubah, dan mengembangkan pandangan, nilai, dan keputusan yang diperlihatkan kesalahannya melalui pengamatan cermat dan pertimbangan kelompok.

1.    Kelemahan Metode Diskusi  menurut Gilstrap dan Martin (1975) dalam Modjiono (1992) metode diskusi mempunyai kelemahan sebagai berikut:
a.       Metode diskusi sulit diramalkan hasilnya, walaupun telah diatur secara hati-hati.
b.      Metode ini kurang efisien dalam penggunaan waktu dan membutuhkan perangkat meja dan kursi yang mudah diatur.
c.       Metode ini tidak menjamin penyelesaian, sekalipun kelompok setuju atau membuat kesepakatan pada akhir pertemuan, sebab keputusan yang dicapai belum tentu dilaksanakan.
d.      Metode ini seringkali didominasi oleh seorang atau beberapa orang anggota diskusi, dan menyebabkan orang yang tak berminat hanya sebagai penonton.
e.       Metode ini membutuhkan kemampuan berdiskusi dari para peserta, agar dapat berpartisipasi secara akti dalam diskusi. Kemampuan berdiskusi ini hanya akan dapat dimiliki oleh seseorang bila dipelajari dan dilatih.

Kegitan penanaman nilai-nilai keputusan bersama dalam pembelajaran PPKn melalui metode diskusi siswa kelas V di Sekolah Dasar.
1.      Kegiatan awal
 Guru masuk ke dalam kelas memberi salam kepada peserta didik. Dan sebelum memulai kegiatan pembelajaran peserta didik bedoa terlebih dahulu dengan di pimpin oleh ketua kelas.
2.      Kegiatan Inti
a.       Persiapan.
Hal yang pertama di lakukan oleh guru adalah memusatkan perhatian peserta didik pada tujuan dan topik diskusi, topik diskusi yang yang di gunakan seperti “hidup rukun di lingkungan sekolah”.   Memilih  jenis  diskusi  yang  cocok  Apakah menggunakan diskusi  kelas, diskusikan kelompok kecil, simposium, atau diskusi panel tergantung Pada tujuan  yang  ingin  dicapai misalnya:  apabila  tujuan  diskusi  suatu persoalan, maka  dipilih  jenis  diskusi  kelompok  kecil,  sedangkan  jika tujuannya untuk  mengembangkan  gagasan  siswa  maka  simposium  dianggap sebagai jenis diskusi yang tepat. Menetapkan masalah yang akan dibahas Mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan teknis pelaksanaan diskusi, misalnya ruang kelas dengan segala fasilitasnya, petugas - petugas diskusi seperti moderator, notulis, dan tim perumus, apabila diperlukan.
b.      Pelaksanaan
Memeriksa segala persiapan yang dianggap dapat mempengaruhi kelancaran diskusi. Memberikan pengarahan sebelum dilaksanakan diskusi, misalnya menyajikan tujuan yang ingin dicapai serta aturan - aturan seperti dalam menyampaikan pendapatnya harus sopan, tidak boleh memaksa kehendak pendapatnya sendiri harus di terima, tidak boleh menjatuhkan orang lain dan lain-lain. Guru mengemukakan materi pembelajaran yang berupa problematik (masalah) yang  akan  didiskusikan,  dan Menjelaskan secara garis besar permasalahan tersebut. Guru berusaha memusatkan perhatian peserta didik dengan mengingatkan arah diskusi yang sebenarnya. Mengakui kebenaran gagasan peserta didik dengan mengumpulkan bagian penting yang telah di sampaikan. Merangkum hasil pembicaraan pada tahap tertentu sebelum berpindah pada masalah berikutnya.
Memperjelas uraian pendapat peserta didik karena ide yang di sampaikan kurang jelas sehingga sulit di mengerti oleh peserta didik yang lainnya. Menganalisis pandangan peserta didik karena terjadi perbedaan pendapat antar peserta didik yang satu dengan yang lainnya. Dengan meneliti apakah alasan yang di kemukakan peserta didik tersebut memiliki dasar yang kuat, memperjelas hal-hal yang di sepakati dan yang tidak di sepakati. Lalu meningkatkan uraian pendapat peserta didik dengan mengajukan pertanyaan kunci sehingga membuat peserta didik untuk berpikir secara kritis terhadap pertanyaan tersebut. Memberi komentar yang positif terhadap pendapatpeserta didik , mendengarkan dengan penuh perhatian, dan sikap yang baik. Memberi kesempatan berpartisipasi agar pembicaraan tidak di dominasi oleh beberapa peserta didik saja. Sehingga peserta didik yang pendiam tidak akan berpartisipasi.



c.        penutup
Pada kegiatan akhir guru menyuruh peserta didik mengambil kesimpulan atau solusi dari  permasalahan yang di diskusikan dan menyuruhnya menulis pada selembar kertas.

3.      Kegiatan penutup
Lalu guru memberitahu kepada peserta didik dengan kegiatan berdikusi ini kita dalam menyampaikan pendapat kita harus sopan, saling menghargai pendapat orang lain yang berbeda dengan kita, dan hasil keputusan dari diskusi harus di terima dengan lapang dada dan hati yang ikhlas.















BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
            Penanaman nilai-nilai menghargai keputusan bersama dalam pembelajaran PPKn melalui metode diskusi siswa kelas V di Sekolah Dasar adalah dalam metode diskusi ini siswa dalam proses pembelajaran akan di bentuk kelompok-kelompok. Di dalam kelompok tersebut guru akan memberikan suatu topik atau  masalah yang harus di selesaikan atau di cari solusinya. pada pencarian solusi tersebut tentunya setiap siswa dalam kelompok tersebut akan muncul beberapa pendapat yang berbeda-beda. Agar pendapat-pendapat itu bisa di temukan titik tengahnya maka di gunkanlah keputusan bersama dalam musyawarah mufakat. Keputusan bersama ini dapat dihasilkan jika dilakukan dalam musyawarah yang sungguh sungguh. Keputusan bersama harus diterima dengan sikap terbuka.
                  Pada keputusan bersama ada nilai-nilai yang harus di miliki oleh setiap anggota dalam diskusi atau forum yang lainnya yaitu adanya sikap kebersamaan dalam pengambilan keputusan, persamaan hak yaitu seluruh anggota memiliki hak untuk mengemukakan pendapatnya, Kebebasan mengemukakan pendapat yaitu Bebas disini tidak mendapat paksaan dari orang lain, Mengharagai pendapat orang lain yaitu Setiap orang dalam forum rapat atau diskusi harus saling menghargai pendapat orang lain tanpa menyela pendapat yang di kemukan orang lain, Pelaksanaan hasil keputusan secara bertanggung jawab yaitu Hasil dari keputusan bersama harus di pertanggung jawabkan dengan melaksanakannya dengan hati yang ikhlas





DAFTAR PUSTAKA

Ulfiaatm.2013. metode diskusi (Online)
Blogspot. 2011. Metode pembelajaran diskusi dan simulasi (Online) ( http://sdn2-ketro.blogspot.co.id/2011/02/metode-pembelajaran-diskusi-simulasi.html)  di akses 19 november 2015
Ujityo. 2009 . metode diskusi dapat meningkatkan prestasi belajar (Online) (http://ujityo.blogspot.co.id/ ) di akses  19 november 2015
Enjoycoffe. 2012 makalah sila ke 4 butir 4 (Online) (http:enjoycoffe16.blogspot.co.id/2012/11/makalah-sila-ke-4-butir-ke-4.html=1) di akses tanggal 19 November 2015
Fira, Delsa Joesa. 2010. Metode Diskusi (Online) (http://delsajoesafira.blogspot.co.id/2010/05/metode-diskusi.html) di akses 19 november 2015


















0 komentar:

Posting Komentar