PENANAMAN NILAI
MENGHARGAI KEPUTUSAN MUSYAWARAH MUFAKAT DALAM PEMBELAJARAN PPKn MELALUI METODE DISKUSI SISWA KELAS V di SEKOLAH DASAR
MAKALAH
Sebagai Pemenuhan Tugas
Kosep Dasar PPKn dengan Dosen Pengampu Bapak Drs. Imam Muchtar, S.H M. Hum dan
Bapak Fajar Surya Hutama S.pd, M.pd
Dibuat Oleh
Siti Humaira
(150210204010)
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2015
Kata
Pengantar
Puji
syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah_Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah PPKn dengan judul “Penanaman Nilai
Musyawarah Mufakat Melalui Metode Diskusi Pada siswa Kelas V Sekolah Dasar”.
Pembuatan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan orang lain , maka dari itu kami ucapkan terima kasih kepada Dosen
pembimbing mata kuliah PPKn dan
teman-teman yang selalu bekerja sama.
Tiada gading yang tak retak,tiada
manusia yang sempurna. Oleh karenanya kami mohon maaf atas tulisan kami yang
sangat jauh dari kesempurnaan ini.Akhirnya kepada semua pihak yang telah
membantu terselesaikannya makalah ini , kami ucapkan terima kasih dan semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan penulis.
Jember,
20 November 2015
Penulis,
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................... i
KATA PENGANTAR....................................................................................... ii
DAFTAR ISI....................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang.................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................... 1
1.3 Tujuan.................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................... 2
2.2
Penanaman Nilai Musyawarah Mufakat dengan metode
diskusi pada siswa kelas V Sekolah Dasar 2
BAB III PENUTUP............................................................................................ 12
3.1Kesimpulan........................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 13
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Penanaman
Nilai-nilai Menghargai Keputusan bersama Dalam Pembelajaran PPKn Melalui Metode Diskusi Siswa Kelas V Di Sekolah Dasar
. Dalam proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar
merupakan yang kegiatan pokok. Dimana akan menentukan berhasil dan tidaknya
pencapaian tujuan pembelajaran. Pencapaian tujuan pembelajaran ini ditentukan oleh bagaimana cara belajar siswa baik
pada saat ia belajar di sekolah maupun pada saat ia belajar di luar jam
sekolah.
Pada pembelajaran PPKn menggunakan metode ceramah
siswa cenderung pasif karena hanya mendengarkan saja, mengantuk, tidak ada
kesempatan bertanya dan siswa tidak ada keinginan untuk mengajukan pertanyaan,
kurang semangat untuk ingin tahu. Kondisi ini menyebabkan, materi yang
diberikan oleh guru tidak sampai secara maksimal. Oleh karena itu digunakanlah metode diskusi dengan metode ini
diharapkan siswa dapat aktif. Hal ini ditunjukkan oleh siswa banyak bertanya, dan
berpikir kritis, saling bertukar pendapat antar teman. Dalam bertukar pendapat
ini terkadang siswa yang satu dengan yang lainnya tidak dapat menerima pendapat
temannya. Agar siswa ini dalam bertukar pendapat itu tidak berselisih paham
maka harus di tanamkan nilai musyawarah mufakat dalam berdiskusi.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah
penanaman nilai-nilai menghargai
keputusan bersama dalam pembelajaran PPKn melalui metode diskusi siswa kelas V
di Sekolah Dasar ?
1.3Tujuan
1.
Untuk Mengetahui penanaman
nilai-nilai menghargai keputusan bersama dalam pembelajaran PPKn melalui metode
diskusi siswa kelas V di Sekolah Dasar.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Penanaman Nilai
Menghargai Keputusan Bersama Dalam Pembelajaran PPKn Melalui Metode Diskusi Siswa Kelas V di Sekolah Dasar
.
Penanaman
nilai menghargai keputusan bersama dalam pembelajaran PPKn salah satunya
melalui metode diskusi. Dalam kurikulum 2013 SD/MI menggunakan pendekatan
pembelajaran tematik integratif dari kelas I sampai kelas VI. Pembelajaran
tematik integratif merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan
berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam beberapa
tema.Pengintegrasian tersebut dilakukan dalam dua hal, yaitu integrasi sikap,
keterampilan dan pengetahuan dalam proses pembelajaran dan integrasi berbagai
konsep dasar yang berkaitan. Dengan demikian pembelajarannya memberikan makna
yang utuh kepada peserta didik seperti tercermin pada berbagai tema yang
tersedia.
Dalam
pembelajaran tematik integratif, tema yang dipilih berkenaan dengan alam dan
kehidupan manusia. Untuk kelas I, II, dan III, Dari sudut pandang psikologis,
peserta didik belum mampu berpikir abstrak untuk memahami konten mata pelajaran
yang terpisah kecuali kelas IV, V, dan VI sudah mulai mampu berpikir abstrak.
kompetensi
inti dan kompetensi dasar berkenaan dengan menghargai keputusan bersama secara
mufakat terdapat pada kelas V di bawah ini.
Kompetensi Inti
|
Kompetensi
Dasar
|
2.Menunjukkan
perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri
dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya serta cinta
tanah air
|
2.3
Menunjukkan penghargaan terhadap proses pengambilan keputusan atas dasar
musyawarah mufakat
|
2.2.1 Menghargai Keputusan bersama
Keputusan bersama adalah keputusan yang melibatkan semua orang yang
berkepentingan dengan pertimbangan,pemikiran serta pembahasan yang matang.
Keputusan bersama harus mewakili kepentingan seluruh anggota pesera musyawarah.
Keputusan bersama dalam musyawarah adalah sesuatu
sangat penting dan disahkan bersama. Keputusan bersama dapat dihasilkan jika
dilakukan dalam musyawarah yang sungguh sungguh. Keputusan bersama harus
diterima dengan sikap terbuka dan ditaati Suatu Keputusan bersama harus dilaksanakan walaupun keputusan itu mengandung
kekurangan. Keputusan bersama melibatkan semua
anggota yang terlibat dalam musyawarah. Keputusan bersama harus dilaksanakan
dengan rasa tanggung jawab. Keputusan yang di ambil tidak bisa di serahkan
kepada satu orang saja melainkan seluruh anggota.Ada beberapa nilai dasar dalam
melakukan musyawarah, antara lain :
1. Kebersamaan
Dalam pengambilan keputusan kita melakukan
secara bersama-sama duduk dalam satu tempat dengan tujuan yang sama demi
kebaikanbersama walaupun diantara anggota yang satu dengan yang lainnya
memiliki latar belakang yang berbeda-beda.
Kita harus tetap mendahulukan kepentingan bersama di atas kepentingan
pribadi atau golongan.
2.
Persamaan hak
Seluruh anggota diskusi atau rapat
memiliki hak yang sama dalam mengemukakan pendapatnya secara sebebas-bebasnya.
3. Kebebasan mengemukakan
pendapat
Bebas disini tidak mendapat paksaan dari
orang lain. Semua dapat mengemukakan pendapatnya secara logis masuk akal tidak
asal mengemukakan pendapat yang hanya dapat menimbulkan perpecahan. Harus
sesuai dengan norma tidak menyinggung perasaan orang lain.
4. Mengharagai
pendapat orang lain
Setiap orang dalam forum rapat atau
diskusi harus saling menghargai pendapat orang lain tanpa menyela pendapat yang
di kemukan orang lain. Jika tidak setuju boleh menanggapinya secara sopan tanpa
mengandung unsur emosi yang dapat
menimbulkan perpecahan.
5. Pelaksanaan hasil keputusan secara bertanggung
jawab
Hasil dari keputusan bersama harus di pertanggung
jawabkan dengan melaksanakannya dengan hati yang ikhlas. Walaupun hasil dari
keputusan bersama mengandung kekurangan dan bertentangan dengan kita.
2.2.2Bentuk-bentuk
keputusan bersama
1.Musyawarah mufakat
Musyawarah adalah proses pembahasan suatu persoalan dengan maksud mencapai
keputusan bersama. Mufakat adalah kesepakatan yang dihasilkan setelah melakukan
proses pembahasan dan perundingan bersama. Jadi musyawarah mufakat merupakan
proses membahas persoalan secara bersama demi mencapai kesepakatan bersama.
Musyawarah mufakat dilakukan sebagai cara untuk menghindari pemungutan suara
yang menghasilkan kelompok minoritas dan mayoritas. Dengan musyawarah mufakat
diharapkan dua atau beberapa pihak yang berbeda pendapat tidak terus bertikai
dan mendapat jalan tengah. Karena itu, dalam proses musyawarah mufakat
diperlukan kerendahan hati dan keikhlasan diri.
Prinsip-
prinsip dalam keputusan bersama secara musyawarah mufakat yaitu :
a. Pendapat disampaikan secara santun.
b.
Menghormati pendapat orang lain yang pendapatnya bertentangan.
c.
Mencari titik temu diantara pendapat-pendapat yang ada secara bijaksana.
d.
Menerima keputusan bersama secara besar hati, meski tidak sesuai dengan
keinginan.
e. Melaksanakan keputusan bersama dengan sepenuh hati.
Ciri-ciri
musyawarah yaitu :
1. Sesuai dengan kepentingan bersama.
2.
Pembicaraan harus dapat diterima dengan akal sehat sesuai hati nurani
3.
pendapat yang di sampaikan mudah di pahami dan tidak memberatkan
4. Dalam proses musyawarah pertimbangan moral lebih diutamakan
dan bersumber dari hati nurani yang luhur dan sebagainya.
2.Voting
Voting
merupakan cara kedua jika cara musyawarah untuk mufakat gagal dilakukan.
Sebelum voting dilaksanakan, perlu diperhatikan beberapa hal berikut:
- Voting ditempuh setelah cara musyawarah untuk mufakat sudah dilaksanakan.
- Voting dilakukan karena ketidak mungkinan menempuh musyawarah untuk mufakat lagi. Ketidak mungkinan ini disebabkan munculnya beragam pendapat yang bertentangan. Pertentangan inilah yang mencegah pencapaian kata mufakat.
- Voting dilakukan karena sempitnya waktu, sementara keputusan harus segera diambil.
- Voting dilakukan setelah semua peserta musyawarah mempelajari setiap pendapat yang ada.
- Voting dilakukan jika peserta musyawarah hadir mencapai kuorum.
- Voting dianggap sah sebagai keputusan jika separuh lebih peserta yang hadir menyetujuinya.
g. Dalam voting, pendapat
yang memperoleh suara terbanyak menjadi keputusan bersama. pendapat yang suaranya
lebih sedikit terpaksa diabaikan.
Kedua
cara pengambilan keputusan bersama di atas, masing-masing memiliki kekurangan
dan kelebihan. Pada pengambilan keputusan melalui musyawarah untuk mufakat,
kemungkinan terjadinya pertikaian dan perpecahan akan lebih kecil. Karena
keputusan baru diambil jika telah dicapai kesepakatan dari semua peserta
musyawarah ( dicapai mufakat ). Namun cara seperti ini akan memakan waktu yang
lebih lama apalagi jika peserta musyawarah jumlahnya banyak. Akan sangat sulit
dicapai mufakat, karena banyak orang yang akan ber pendapat. Pada cara voting,
keputusan akan dapat diambil dengan waktu yang lebih singkat, namun kemungkinan
terjadinya ketidak puasan dari pihak yang kalah suara, jauh lebih besar. Pihak
yang pendapatnya tidak disetujui akan dengan terpaksa menerima keputusan yang akhirnya
diambil, sehingga bisa terjadi perpecahan.
3. Aklamasi
Ada kalanya keputusan bersama tidak diambil dengan cara mufakat atau voting, tetapi dengan cara aklamasi. Aklamasi adalah pernyataan setuju secara lisan dari seluruh anggota kelompok. Pernyataan setuju ini dilakukan untuk melahirkan keputusan bersama. Pernyataan setuju dilakukan tanpa melalui pemungutan suara. Aklamasi terjadi karena adanya pendapat yang dikehendaki oleh semua anggota kelompok. Keputusan bersama yang disetujui dengan cara aklamasi ini harus dilaksanakan oleh seluruh anggota.
2.2.2
Metode Diskusi
Menurut Depdikbud
(1986) Metode Diskusi diartikan sebagai suatu cara penguasaan isi pelajaran
melalui wahana tukar pendapat berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang Di
peroleh guna memecahkan suatu masalah
Metode diskusi
dipandang sebagai salah satu metode pengajaran yang paling efektif untuk
kelompok kecil, khususnya mempelajari keterampilan yang kompleks seperti
memikirkan secara kritis, pemecahan masalah dan komentar pribadi, pembelajaran
metode diskusi dapat melaksanakan pertukaran gagasan, fakta dan pendapat antara
murid, sehingga menjadikan Suasana belajar lebih dinamis.
Secara umum tujuan dan
manfaat diskusi kegiatan diskusi dalam pembelajaran di lakukan untuk memberi
kesempatan kepada siswa membahas suatu permasalahan atau topik dengan cara
setiap siswa menyampaikan pendapatnya. Saling tukar pemikiran untuk memperoleh
kesimpulan bersama dari diskusi yang di lakukan nya.
Tujuan
dan Manfaat Metode Diskusi
1. memupuk
sikap toleransi yaitu setiap siswa saling menghargai terhadap pendapat yang di
kemukakan oleh setiap peserta didik.
2. Memupuk
kehidupan yang demokrasi yaitu setiap siswa secara bebas dan bertanggung jawab
terbiasa mengemukakan pendapat, bertukar pikiran untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang di harapkan.
3. Mendorong
pembelajaran secara aktif yaitu siswa
dalam membahas suatu topik pembelajaran tidak selalu menerima dari guru, akan
tetapi melalui kerjasama dalam kelompok diskusi siswa belajar mengembangkan
kemampuan berfikirnya.
4. Menumbuhkan
rasa percaya diri yaitu dengan kebiasaan untuk berargumentasi yang di lakukan
antar sesama teman dalam kelompokdiskusi,akan mendorong keberanian dan rasa
percaya diri menyampaikan pendapatnya maupun mencari solusi dari pemecahan
masalah.
Jenis -
jenis Diskusi
Terdapat
bemacam-macam jenis diskusi yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran,
dibawah ini contoh jenis diskusi yang sering di gunakan antara lain:
a. Diskusi Kelas
Diskusi kelas atau disebut juga diskusi kelompok adalah proses pemecahan
masalah yang dilakukan oleh seluruh anggota kelas sebagai peserta diskusi.
b. Diskusi Kelompok Kecil
Diskusi kelompok kecil dilakukan dengan membagi siswa dalam
kelompok-kelompok.Jumlah anggota kelompok antara 3-5 orang. Pelaksanaannya
dimulai dengan guru menyajikan permasalahan secara umum, kemudian masalah
tersebut dibagi - bagi ke dalam submasalah yang harus dipecahkan oleh setiap
kelompok kecil. Selesai diskusi dalam kelompok kecil, ketua kelompok menyajikan
hasil diskusinya.
c. Simposium
Simposium adalah metode mengajar dengan membahas suatu persoalan dipandang
dari berbagai sudut pandang berdasarkan keahlian. Simposium dilakukan untuk memberikan
wawasan yang luas kepada siswa. Setelah para penyaji memberikan pandangannya
tentang masalah yang dibahas, maka simposium diakhiri dengan pembacaan
kesimpulan hasil kerja tim perumus yang telah ditentukan sebelumnya.
d. Diskusi Panel
Diskusi panel adalah pembahasan suatu masalah yang dilakukan oleh beberapa
orang panelis yang biasanya terdiri dari 4 - 5 orang di hadapan audiens.
Diskusi panel berbeda dengan jenis diskusi lainnya. Dalam diskusi panel audiens
tidak terlibat secara langsung, tetapi berperan hanya sekadar peninjau para
panelis yang sedang melaksanakan diskusi. Oleh sebab itu, agar diskusi panel
efektif perlu digabungkan dengan metode lain, misalnya dengan metode penugasan.
Siswa disuruh untuk merumuskan hasil pembahasan dalam diskusi.
Langkah -
langkah Melaksanakan Diskusi
Agar
penggunan diskusi berhasil dengan efektif, maka perlu dilakukan langkah -
langkah sebagai berikut :
a. Langkah Persiapan
Hal-hal
yang harus diperhatikan dalam persiapan diskusi di antaranya:
1. Merumuskan tujuan yang ingin dicapai, baik tujuan yang
bersifat umum maupun tujuan khusus.
2. Menentukan jenis diskusi yang dapat dilaksanakan
sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
3. Menetapkan masalah yang akan dibahas.
4. Mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan
teknis pelaksanaan diskusi, misalnya ruang kelas dengan segala fasilitasnya,
petugas - petugas diskusi seperti moderator, notulis, dan tim perumus,apabila
diperlukan.
b. Pelaksanaan Diskusi
Beberapa
hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan diskusi adalah :
1. Memeriksa segala persiapan yang dianggap dapat
memengaruhi kelancaran diskusi.
2. Memberikan pengarahan sebelum dilaksanakan diskusi,
misalnya menyajikan tujuan yang ingin dicapai serta aturan - aturan diskusi
sesuai dengan jenis diskusi yang akan dilaksanakan.
3. Melaksanakan diskusi sesuai dengan aturan yang telah
ditetapkan. Dalam pelaksanaan diskusi hendaklah memerhatikan suasana atau iklim
belajar yang menyenangkan, misalnya tidak tegang, tidak saling menyudutkan, dan
lain sebagainya.
4. Memberikan kesempatan yang sama kepada setiap peserta
diskusi untuk mengeluarkan gagasan dan ide – idenya.
5. Mengendalikan pembicaraan kepada pokok persoalan yang
sedang dibahas. Hal ini sangat penting, sebab tanpa pengendalian biasanya arah
pembahasan menjadi melebar dan tidak fokus.
c. Menutup Diskusi
Akhir dari
proses pembelajaran dengan menggunakan diskusi hendaklah dilakuan hal - hal
sebagai berikut :
1. Membuat pokok - pokok pembahasan sebagai kesimpulan
sesuai dengan hasil diskusi
2. Mengulang jalannya diskusi dengan meminta pendapat
dari seluruh peserta sebagai umpan balik untuk perbaikan selanjutnya
Keunggulan
dan Kelemahan Menggunakan Metode Diskusi
1.keunggulan
metode diskusi menurut Gilstrap dan Martin (1975) dalam Modjiono (1992) metode
diskusi mempunyai beberapa keunggulan.
a. Metode
ini memberikan kesempatan kepada para siswa untuk berpartisipasi secara
langsung, baik sebagai partisipan, ketua kelompok, atau penyusun pertanyaan
diskusi. Adanya partisipasi langsung ini memungkinkan terjadinya keterlibatan
intelektual, sosial-emosional, dan mental para sisa dalam proses belajar.
b. Metode
ini mampu meningkatkan kemungkinan berpikir kritis, partisipasi demokratis,
mengembangkan sikap, motivasi, dan kemampuan berbicara yang dilakukan tanpa
persiapan.
c. Metode ini memberikan kesempatan kepada para
siswa untuk memahami kebutuhan memberi dan menerima (take and give), sehingga
siswa dapat mengerti dan mempersiapkan dirinya sebagai warga yang demokratis.
d. Metode
ini menguntungkan para siswa yang lemah dalam pemecahan masalah oleh kelompok,
biasanya lebih tepat daripada perorangan.
e. Metode
ini memberikan kesempatan kepada para siswa untuk menguji, mengubah, dan
mengembangkan pandangan, nilai, dan keputusan yang diperlihatkan kesalahannya
melalui pengamatan cermat dan pertimbangan kelompok.
1.
Kelemahan Metode
Diskusi menurut Gilstrap dan Martin
(1975) dalam Modjiono (1992) metode diskusi mempunyai kelemahan sebagai
berikut:
a. Metode
diskusi sulit diramalkan hasilnya, walaupun telah diatur secara hati-hati.
b. Metode
ini kurang efisien dalam penggunaan waktu dan membutuhkan perangkat meja dan
kursi yang mudah diatur.
c. Metode
ini tidak menjamin penyelesaian, sekalipun kelompok setuju atau membuat
kesepakatan pada akhir pertemuan, sebab keputusan yang dicapai belum tentu
dilaksanakan.
d. Metode
ini seringkali didominasi oleh seorang atau beberapa orang anggota diskusi, dan
menyebabkan orang yang tak berminat hanya sebagai penonton.
e. Metode
ini membutuhkan kemampuan berdiskusi dari para peserta, agar dapat
berpartisipasi secara akti dalam diskusi. Kemampuan berdiskusi ini hanya akan
dapat dimiliki oleh seseorang bila dipelajari dan dilatih.
Kegitan penanaman nilai-nilai keputusan bersama dalam
pembelajaran PPKn melalui metode diskusi siswa kelas V di Sekolah Dasar.
1.
Kegiatan awal
Guru masuk ke
dalam kelas memberi salam kepada peserta didik. Dan sebelum memulai kegiatan
pembelajaran peserta didik bedoa terlebih dahulu dengan di pimpin oleh ketua
kelas.
2.
Kegiatan Inti
a. Persiapan.
Hal yang pertama di lakukan oleh guru adalah memusatkan perhatian peserta
didik pada tujuan dan topik diskusi, topik diskusi yang yang di gunakan seperti
“hidup rukun di lingkungan sekolah”. Memilih
jenis diskusi yang cocok Apakah menggunakan diskusi
kelas, diskusikan kelompok kecil,
simposium, atau diskusi panel tergantung Pada tujuan yang ingin dicapai misalnya:
apabila tujuan diskusi suatu persoalan, maka
dipilih jenis diskusi kelompok kecil,
sedangkan jika tujuannya untuk mengembangkan gagasan
siswa maka simposium dianggap sebagai jenis diskusi
yang tepat. Menetapkan
masalah yang akan dibahas Mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan
teknis pelaksanaan diskusi, misalnya ruang kelas dengan segala fasilitasnya, petugas
- petugas diskusi seperti moderator, notulis, dan tim perumus, apabila diperlukan.
b. Pelaksanaan
Memeriksa segala persiapan yang dianggap dapat mempengaruhi kelancaran
diskusi. Memberikan pengarahan sebelum dilaksanakan diskusi, misalnya menyajikan
tujuan yang ingin dicapai serta aturan - aturan seperti dalam menyampaikan
pendapatnya harus sopan, tidak boleh memaksa kehendak pendapatnya sendiri harus
di terima, tidak boleh menjatuhkan orang lain dan lain-lain.
Guru mengemukakan materi pembelajaran yang berupa problematik (masalah) yang
akan didiskusikan, dan Menjelaskan secara garis besar
permasalahan tersebut. Guru berusaha memusatkan perhatian peserta didik dengan
mengingatkan arah diskusi yang sebenarnya. Mengakui kebenaran gagasan peserta
didik dengan mengumpulkan bagian penting yang telah di sampaikan. Merangkum
hasil pembicaraan pada tahap tertentu sebelum berpindah pada masalah berikutnya.
Memperjelas uraian pendapat peserta didik karena ide yang di sampaikan
kurang jelas sehingga sulit di mengerti oleh peserta didik yang lainnya.
Menganalisis pandangan peserta didik karena terjadi perbedaan pendapat antar
peserta didik yang satu dengan yang lainnya. Dengan meneliti apakah alasan yang
di kemukakan peserta didik tersebut memiliki dasar yang kuat, memperjelas
hal-hal yang di sepakati dan yang tidak di sepakati. Lalu meningkatkan uraian
pendapat peserta didik dengan mengajukan pertanyaan kunci sehingga membuat peserta
didik untuk berpikir secara kritis terhadap pertanyaan tersebut. Memberi
komentar yang positif terhadap pendapatpeserta didik , mendengarkan dengan
penuh perhatian, dan sikap yang baik. Memberi kesempatan berpartisipasi agar
pembicaraan tidak di dominasi oleh beberapa peserta didik saja. Sehingga peserta
didik yang pendiam tidak akan berpartisipasi.
c. penutup
Pada kegiatan akhir
guru menyuruh peserta didik mengambil kesimpulan atau solusi dari permasalahan yang di diskusikan dan
menyuruhnya menulis pada selembar kertas.
3.
Kegiatan penutup
Lalu
guru memberitahu kepada peserta didik dengan kegiatan berdikusi ini kita dalam
menyampaikan pendapat kita harus sopan, saling menghargai pendapat orang lain
yang berbeda dengan kita, dan hasil keputusan dari diskusi harus di terima
dengan lapang dada dan hati yang ikhlas.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Penanaman nilai-nilai
menghargai keputusan bersama dalam pembelajaran PPKn melalui metode diskusi
siswa kelas V di Sekolah Dasar adalah dalam metode diskusi ini siswa dalam
proses pembelajaran akan di bentuk kelompok-kelompok. Di dalam kelompok
tersebut guru akan memberikan suatu topik atau
masalah yang harus di selesaikan atau di cari solusinya. pada pencarian
solusi tersebut tentunya setiap siswa dalam kelompok tersebut akan muncul beberapa
pendapat yang berbeda-beda. Agar pendapat-pendapat itu bisa di temukan titik
tengahnya maka di gunkanlah keputusan bersama dalam musyawarah mufakat. Keputusan bersama ini dapat
dihasilkan jika dilakukan dalam musyawarah yang sungguh sungguh. Keputusan
bersama harus diterima dengan sikap terbuka.
Pada keputusan bersama
ada nilai-nilai yang harus di miliki oleh setiap anggota dalam diskusi atau
forum yang lainnya yaitu adanya sikap kebersamaan dalam pengambilan keputusan,
persamaan hak yaitu seluruh anggota memiliki hak untuk mengemukakan
pendapatnya, Kebebasan mengemukakan pendapat yaitu Bebas
disini tidak mendapat paksaan dari orang lain, Mengharagai pendapat orang lain
yaitu Setiap orang dalam forum rapat atau diskusi harus saling menghargai
pendapat orang lain tanpa menyela pendapat yang di kemukan orang lain, Pelaksanaan
hasil keputusan secara bertanggung jawab yaitu Hasil dari keputusan
bersama harus di pertanggung jawabkan dengan melaksanakannya dengan hati yang
ikhlas
DAFTAR PUSTAKA
Ulfiaatm.2013.
metode diskusi (Online)
http://ulfiaatm.blogspot.co.id/2013/06/metode-diskusi.html)
di akses tanggal 19 november 2015
Blogspot.
2011. Metode pembelajaran diskusi dan simulasi (Online) ( http://sdn2-ketro.blogspot.co.id/2011/02/metode-pembelajaran-diskusi-simulasi.html) di akses 19 november 2015
Ujityo. 2009 .
metode diskusi dapat meningkatkan prestasi belajar (Online)
(http://ujityo.blogspot.co.id/ ) di akses
19 november 2015
Enjoycoffe. 2012 makalah sila ke 4 butir
4 (Online)
(http:enjoycoffe16.blogspot.co.id/2012/11/makalah-sila-ke-4-butir-ke-4.html=1)
di akses tanggal 19 November 2015
Fira,
Delsa Joesa. 2010. Metode Diskusi (Online) (http://delsajoesafira.blogspot.co.id/2010/05/metode-diskusi.html)
di akses 19 november 2015
0 komentar:
Posting Komentar