IRA BISA

Minggu, 29 Mei 2016

Hakikat ruang lingkup proses media dan evaluasi pembelajaran IPS





          HAKIKAT RUANG LINGKUP, PROSES MEDIA dan EVALUASI PEMBELAJARN IPS

MAKALAH

Sebagai Pemenuhan Tugas Kosep Dasar IPS dengan Dosen Pengampu Ibu Dra. Rahayu, M.Pd
Oleh
Kelompok 1 :
                             Siti Humaira                           (150210204010)
                             Tika Triyana                          (150210204030)
                             N. Lailatul Nadhifatul Uyun (150210204040)
                             Mega Anugerah                     (150210204112)
Kelas B

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2015
A.   Ruang Lingkup dan Proses Pembelajaran IPS
I.                   Ruang Lingkup IPS
Ruang lingkup IPS sebagai pembelajaran adalah kehidupan manusia dalam masyarakat atau manusia sebagai anggota masyarakat atau manusia dalam konteks sosial. Secara mendasar, pembelajaran IPS berkaitan dengan kehidupan manusia yang melibatkan segala tingkah laku dan kebutuhannya. Pada jenjang pendidikan dasar, ruang lingkup IPS dibatasi pada gejala dan masalah sosial yang dapat dijangkau pada geografi dan sejarah, yaitu yang ada di lingkungan sekitar peserta didik SD/MI. Pada jenjang pendidikan menengah dan tinggi, ruang lingkup kajiannya diperluas. Bobot, keluasan materi dan kajian semakin dipertajam dengan berbagai pendekatan.
Ruang lingkup kajian IPS :
1. Substansi materi ilmu-ilmu sosial yang bersentuhan dengan masyarakat
2. Gejala, masalah, dan peristiwa sosial tentang kehidupan masyarakat.
            Penjelasan dari ruang lingkup yang pertama adalah keterkaitan antara inti dari materi-materi ilmu sosial dengan kehidupan maupun lingkungan bermasyarakat. Misalnya geografi yang menjadikan siswa memahami bagaimana keadaan alam, demografi dan sebagainya, sehingga siswa setelah memahami itu dapat mengimplementasikan ilmunya dengan menjaga lingkungan alam, mengembangkan dan memanfaatkan potensi-potensi alam. Dengan implementasi siswa tersebut maka berimbas kedalam kehidupan masyarakat yang sehat, bersih, dan mewujudkan kesejahteraan bagi masyarakat sekitar khususnya dan bangsa pada umumnya.
Sedangkan dalam ruang lingkup kedua IPS lebih ditekankan pada siswa memiliki kompetensi dalam memahami setiap gejala, masalah-masalah, peristiwa-peristiwa sosial dan pemecahkan masalah-masalah sosial. Dalam hal ini diharapkan siswa setelah belajar IPS akan memiliki sifat peduli terhadap lingkungan sosial disekitarnya dan menjadi warga yang dapat berinteraksi sosial dengan masyarakat.
Tasrif (2008: 4) membagi ruang  lingkup IPS menjadi beberapa aspek berikut :
a.       Ditinjau dari ruang lingkup hubungan mencakup hubungan sosial, hubungan ekonomi, hubungan psikologi, hubungan budaya, hubungan sejarah, hubungan  geografi, dan hubungan politik.
b.      Ditinjau dari segi kelompoknya adalah dapat berupa keluarga, rukun tetangga, kampong, warga desa, organisasi masyarakat dan bangsa.
c.       Ditinjau dari tingkatannya meliputi tingkat local, regional dan global.
d.      Ditinjau dari lingkup interaksi dapat berupa kebudayaan, politik dan ekonomi.
Ruang lingkup mata pelajaran IPS meliputi:
a. Manusia, tempat, dan lingkungan
b. Waktu, keberlanjutan, dan perubahan
c. Sistem sosial dan budaya
d. Perilaku ekonomi dan kesejahteraan

TUJUAN
Tujuan IPS merupakan hasil yang dicapai atau implementasi dalam melakukan kehiupan sehari-hari dilingkungan masyarakat. Tujuan IPS memiliki beberapa versi diantaranya sebagai berikut:
1.      Tujuan IPS yakni anak didik diharapkan dapat menjadi anggota yang  produktif, berpartisipasi dalam masyarakat yang merdeka, mempunyai rasa tanggung jawab, tolong menolong dengan sesamanya, dan dapat mengembangkan nilai-nilai dan ide-ide dari masyarakatnya (Thamrin Talut, 1980: 2).
2.      Pendidikan Nasional berlandaskan atas Pancasila dan bertujuan untuk meningkatkan ketakwaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan, keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian dan mempertebal semangat kebangsaan agar dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta bersama- bersama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.
(Ketetapan MPR- RI, 1978:12).
Dari beberapa versi definisi tujuan IPS tersebut, maka dapat ditarik benang merah  bahwa IPS bertujuan untuk menjadikan manusia yang sejati. Manusia sejati mengacu  pada makhluk yang berperikemanusiaan, berkarakter dan berkepribadian baik. Penjelasan mengenai tiga unsur manusia sejati tersebut dapat diuraikan menjadi beberapa kompetensi sosial yang harus dimiliki manusia, diantaranya: Bertakwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa, mampu berinteraksi sosial dengan individu maupun kelompok, mampu menjadi pribadi yang santun, dapat memecahkan masalah dilingkungan masyarakat, dan sebagainya. Jadi, hakikat dari tujuan IPS ada 5 point, diantaranya sebagai berikut:
a.       Membekali peserta didik dengan kemapuan mengidentifikasi, menganalisa dan menyusun alternatif pemecahan masalah sosial yang terjadi dalam kehidupan di masyarakat;
b.      Membekali peserta didik dengan kemampuan berkomunikasi dengan sesama warga masyarakat dan dengan berbagai bidang keilmuan serta berbagai keahlian;
c.       Membekali peserta didik dengan kesadaran, sikap mental yang positif, dan keterampilan terhadap lingkungan hidup yang menjadi bagian kehidupannya yang tidak terpisahkan; dan
d.      Membekali peserta didik dengan kemampuan mengembangkan pengetahuan dan keilmuan IPS sesuai dengan perkembagan kehidupan, perkembangan masyarakat, dan  perkembangan ilmu dan teknologi. (Nursid Sumaatmadja, 1980: 48).
 II.        Proses Pembelajaran IPS
Pembelajaran tidak dapat diartikan secara sederhana sebagai alih informasi pengetahuan dan ketrampilan ke dalam benak siswa. Pembelajaran yang efektif seharusnya membantu siswa menempatkan diri dalam situasi di mana mereka mampu melakukarn konstruksi-konstruksi pemikirannya dalam situasi wajar, alami, dan mampu mengekpresikan dirinya secara tepat apa yang mereka rasakan dan mampu melaksanakannya.
 Dalam kurikulum pendidikan IPS sekolah dasar tahun 1994 butir 9 tentang hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan GBPP (Depdikbud, 1993) dijelaskan bahwa dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran guru hendaknya menerapkan prinsip belajar aktif, yakni pembelajaran yang melibatkan siswa secara fisik, mental (pemikiran, perasaan dan sikap sosial) serta sesuai dengan tingkat perkembangan anak.
IPS sebagai program pendidikan, tidak hanya menyajikan pengetahuan sosial melainkan harus pula membina peserta didik menjadi warga masyarakat dan warga negara yang menjadi tanggung jawab atas kesejahteraan bersama dalam arti yang seluas-luasnya. IPS sebagai bidang pengetahuan dapat dikatakan sebagai bidang yang “Bebas Nilai”.  IPS sebagai bidang pendidikan mempunyai pokok bahasan materi yang bersifat pengetahuan dan nilai-nilai yang wajib melekat pada diri peserta didik sebagai warga masyarakat dan warga negara dan wajib mengembangkan nilai tersebut. Satuan-satuan manusia sebagai kelompok di masyarakat antara lain:
1.      Keluarga merupakan satuan kelompok yang paling mendasar yang terdiri dari keluarga inti. Keluarga sebagai wadah terjadinya kehidupan dan aspek sosial di kategorikan sebagai kelompok. Keluarga jika ditinjau dari fungsinya di kategorikan sebagai bentuk “Pemerintahan” dan “Negara”→ Keluarga sebagai suatu kelompok inti di masyarakat, merupakan lembaga yang berfungsi majemuk(Multifungsi), diantaranya :
a.       Keluarga sebagai lembaga pendidikan berfungsi meletakkan dasar-dasar pendidikan kepada anak-anaknya.
b.      Keluarga sebagai lembaga kebudayaan berfungsi mengembangkan dan mempertahankan nilai-nilai budaya.
c.       Keluarga sebagai lembaga Ekonomi yang berfungsi memenuhi kesejahteraan material seluruh anggotanya.
d.      Keluarga sebagai lembaga Peradilan berfungsi memelihara serta menjamin keadilan kepada anggotanya.
e.       Keluarga sebagai lembaga politik yang berfungsi memelihara serta mempertahankan kesejahteraan, ketentraman, keamanan, hak dan kewajiban anggotanya.
2. Aspek budaya dalam masyarakat meliputi pengembangan nilai-nilai budaya, pengetahuan, ilmu, teknologi, seni. Ada beberapa pendapat ahli yang mengemukakan mengenai komponen atau aspek kebudayaan, antara lain sebagai berikut:
a.       Melville J. Herskovits menyebutkan kebudayaan memiliki 4 aspek pokok, yaitu :
1.      Alat-alat teknologi
2.      Sistem ekonomi
3.      Keluarga
4.      Kekuasaan politik
b.      Bronislaw Malinowski mengatakan ada 4 aspek pokok yang meliputi :
1.      Sistem norma yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya
2.       Organisasi ekonomi
3.      Alat-alat dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk pendidikan (keluarga adalah lembaga pendidikan utama)
4.      Organisasi kekuatan (politik)

1.      Pengembangan aspek kejiwaan/aspek psikologis, mulai dari pengembangan, dan pembinaan individu menjadi seorang pribadi sampai pada pengembangan karakter bangsa.
Nilai-nilai yang wajib dikembangkan oleh IPS sebagai proses pembelajaran terdiri dari nilai edukatif, nilai praktis, nilai teoritis, nilai filsafat, dan nilai ketuhanan.
1.      Nilai edukatif, melalui pendidikan IPS, perasaan, kesadaran, penghayatan, sikap, kepeduliaan, dan tanggung jawab sosial peserta didik ditingkatkan. Kepeduliaan dan tanggungjawab sosial, secara nyata dikembangkan dalam pendidikan IPS untuk mengubah perilaku peserta didik bekerja sama, gotong royong dan membantu pihak-pihak yang membutuhkan;
2.      Nilai praktis, dalam hal ini tentunya harus disesuaikan dengan tingkat umur dan kegiatan peserta didik sehari-hari. Pengetahuan IPS yang praktis tersebut bermanfaat dalam mengikuti berita, mendengakan radio, membaca majalah, menghadapi permasalahan kehidupan sehari-hari
3.      Nilai teoritis, peserta didik dibina dan dikembangkan kemampuan nalarnya kearah dorongan mengetahui kenyataan (sense of reality), dan dorongan menggali sendiri dil apangan (sense or discovery). Kemamuan menyelidiki, meneliti dengan mengajukan berbagai pernyataan (sense of inquiry).
4.      Nilai filsafat, peserta didik dikembangkan kesadaran dan penghayatan terhadap keberadaanya di tengah-tengah masyarakat, bahkan ditengah-tengah alam raya ini. Dari kesadaran keberadaan tadi, mereka disadarkan pula tentang peranannya masing-masing terhasap masyarakat, bahkan terhadap lingkungan secara keseluruhan
5.      Nilai ketuhanan, menjadi landasan kita mendekatkan diri dan meningkatkan IMTAK kepada-Nya. Kekaguman kita selaku manusia kepada segala ciptaan-Nya, baik berupa fenomena fisik-alamiah maupun fenomena kehidupan.
Psikologi sebagai salah satu bidang ilmu sosial, berperan strategis dalam mengamati, menelaah, menganalisis, menarik kesimpulan dan memberikan arahan alternatif terhadap masalah sosial yang merupakan ungkapan aspek kejiwaan. Patologi sosial yang pernah didiskusikan pada waktu membicarakan sosiologi, juga menjadi salah satu garapan psikologi sosial. Dasar mental psikologis yang dapat dikembangkan antara lain:
1.      Minat (Sense of interest)
2.      Rasa ingin tahu (Sense of curiosity)
3.      Ingin melihat kenyataan (Sense of reality)
4.      Ingin menemukan sendiri hal-hal yang ada dalam kehidupan (Sense of discovery)
5.      Dorongan ingin menyelidiki yang menjadi perhatian (Sense of inquiry)
Setiap individu yang normal, memiliki potensi psikologis yang berkembang dan dapat dikembangkan. Kadar potensinya bervariasi antara seseorang dengan yang lainnya bergantung pada kondisi kesehatan, mauppun mental-psikologisnya. Mereka yang kesehatan jasmani dan rohaninya prima, peluang pengembang potensi psikologisnya lebih baik daripada mereka yang kurang sehat. Selain daripada itu, faktor lingkungan dalam anti yang seluas-luasnya juga sangat berpengaruh. Ketajaman emosi dan reaksi emosional seseorang, sangat dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Emosi dan reaksi emosional dengan pengendaliannya, sangat penting kedudukannya dalam kehidupan sosial termasuk dalam interaksi sosial. Emosi dengan reaksi emosional, merupakan konsep dasar psikologi sosial yang peranannya besar dalam mengembangkan potensi psikologis lainnya.
Pembinaan dan pengembangan minat peserta didik, penguasaan materi IPS yang memadai, dan “penciptaan” suasana interaksi edukatis yang serasi pada proses pembelajaran IPS, merupakan salah satu modal yang strategis mencapai tujuan intruksionalnya. Objek formal dalam pembelajaran IPS mulai dari lingkungan keluarga, para tetangga, kampung, desa, kabupaten, profinsi, dan lain-lain. Sedangkan objek material meliputi aspek-aspek hubungan sosial, ekonomi, psikologi, budaya, sejarah, geografi, dan politik.
Dalam proses pembelajaran IPS, ragam pendekatan dan metode yang diterapkan disesuaikan dengan kondisi lingkup masyarakat serta aspek kehidupan sosial  yang menjadi pokok bahasan. Keragaman pendekatan dan metode yang diterapkan pada proses pembelajaran IPS, dapat mempertahankan suasana yang tetap hangat dan menarik, sehingga para peserta didik tidak di hinggapi kejenuhan dan kebosanan. Pendidikan IPS yang dilandasi oleh nilai-nilai, khususnya nilai filsafat dan ketuhanan, pada proses pembelajarannya dapat memberikan kontribusi terhadap pelaksanaan P4.


B.   Hakikat sumber, Media, dan Evaluasi Pembelajaran IPS
I.                  Sumber Pembelajaran IPS
a.       Pengertian Sumber Pembelajaran
Sumber belajar ( learning source ) didefinisikan sebagai informasi yang disajikan dan disimpan dalam berbagai bentuk media, yang dapat membantu peserta didik dalam belajar sebagai perwujudan dari kurikulum. Sumber belajar juga diartikan sebagai segala tempat atau lingkungan sekitar, benda, dan orang yang mengandung informasi yang dapat digunakan sebagai wahana untuk melakukan proses perubahan tingkah laku. Sumber – sumber belajar itulah yang memungkinkan kita berubah dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti, dan dari tidak terampil menjadi terampil. Sumber belajar IPS berarti segala sesuatu yang dapat memberi informasi kepada peserta didik, baik berupa benda, maupun orang.

b.      Manfaat Sumber Belajar IPS
Dengan memasukkan sumber belajar secara terencana, maka suatu kegiatan belajar mengajar akan lebih efektif dan efisien, dalam usaha pencapaian tujuan instruksional. Sebab, sumber belajar sebagai komponen penting dalam proses belajar mengajar mempunyai manfaat cukup besar. Diantara manfaat sumber belajar dalam pembelajaran IPS antara lain :
1.     Memberi pengalaman belajar secara langsung dan konkrit kepada peserta didik. Misalnya : karya wisata ke objek ( museum, kebun binatang, candi, dan sebagainya).
2.     Dapat menyajikan sesuatu yang tidak mungkin diadakan dikunjungi atau dilihat secara langsung dan konkrit. Misalnya : denah, foto, gambar dan sebagainya.
3. Dapat menambah dan memperluas cakrawala sajian yang ada didalam ruang, misalnya : narasumber, film, dan sebagainya
4. Dapat memberi informasi yang akurat dan terbaru, misalnya : buku bacaan, ensiklopedia, majalah, dan sebagainya
5.      Dapat merangsang untuk berfikir, bersikap, dan berkembang lebih lanjut.

c.   Jenis – jenis Sumber Belajar
Sumber Belajar IPS di Sekolah dasar memiliki kesamaan dengan sumber belajar mata pelajaran yang lain. Diantara sumber balajar yang dapat digunakan dalam pembelajaran IPS, antara lain :
1.         Tempat atau lingkungan alam sekitar dimana saja seseorang dapat melakukan belajar atau proses perubahan tingkah laku, misalnya : perpustakaan, pasar, museum, sungai, gunung, dan lain-lain.
2.                  Benda, yaitu segala benda yang memungkinkan terjadinya perubahan tingkah laku bagi peserta didik, misalnya : candi, masjid, dan sebagainya
3.                  Buku, yaitu segala macam jenis buku yang dapat dibaca secara mandiri oleh peserta didik, misalnya : buku pelajaran, majalah, koran, dan sebagainya
4.                  Peristiwa dan fakta yang sedang terjadi, misalnya kerusuhan, peristiwa bencana, dan peristiwa lainnya.
Sedangkan, Ahmad Rohani dalam bukunya yang berjudul media intruksional edukatif menambahkan klasifasikasi sumber belajar berdasarkan AECT ( Association For Education Communication and Technology ), yaitu :
1.                  Pesan ( message ), yaitu informasi yang ditransmisikan ( diteruskan ) oleh komponen lain dalam bentuk ide, fakta, arti dan data. Termasuk ke dalam kelompok pesan adalah semua bidang studi yang harus diajarkan kepada peserta didik.
2.            Orang ( people ), yaitu manusia yang bertindak sebagai penyimpan, pengolah, penyaji pesan. Dalam kelompok ini misalnya seorang guru, dosen, peserta didik, tokoh masyarakat atau orang lain yang mungkin berinteraksi dengan peserta didik.
II.        Media Pembelajaran IPS
a.       Pengertian Media Pembelajaran
           Media sebagai komponen strategi pembelajaran merupakan wadah dari pesan yang oleh sumber atau penyalurnya ingin diteruskan kepada sasaran atau penerima pesan tersebut, dan materi yang ingin disampaikan adalah pesan pembelajaran, dan bahwa tujuan yang ingin dicapai adalah terjadinya proses belajar.
           Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah alat, metode, dan teknik yang digunakan sebagai perantara komunikasi antara seorang guru dan murid dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan murid dalam proses pembelajaran di sekolah. Media pembelajaran IPS berarti segala sesuatu yang dapat memberi informasi, mengirim pesan, menstramisikan pesan dalam pembelajaran IPS guna mengajarakan pendidikan nilai dan pengembangan kepribadian bagi para peserta diidk.
b.     Manfaat Media Pembelajaran
Berdasarkan pemaparan diatas, media pembelajaran mempunyai beberapa manfaat, diantaranya :
1.      Memperjelas informasi pada waktu tatap muka dalam proses belajar mengajar
2.      Melengkapi dan memperkaya informasi dalam kegiatan belajar mengajar
3.      Menambah variasi dalam menyajikan materi
4.      Mendorong terjadinya interaksi langsung antara peserta didik dengan guru, peserta didik dengan peserta didik serta peserta didik dengan lingkungannya
5.      Dapat mengatasi keterbatasan ruang dan waktu
6.      Mudah dicerna dan tahan lama dalam menyerap pesan – pesan ( informasinya sangat membekas, tidak mudah lupa ).
c.    Jenis-jenis Media Pembelajaran IPS
Dalam aktivitas pembelajaran, media dapat digolongkan ke dalam beberapa macam, tergantung sudut pandangnya. Jika dilihat dari segi jenis serta daya liputnya, Diantara media yang dapat digunakan dalam pembelajaran IPS, antara lain :
1.      Dilihat dari jenisnya
a.       Media auditif, yaitu media yang mengandalkan kemampuan suara saja, seperti radio, dan cassette recorder
b.      Media visual, yaitu media yang hanya mengandalkan indera penglihatan saja, seperti film, foto, gambar.
c.       Media audio – visual, yaitu media yang mempunyai unsur suara dan gambar, seperti video
2.      Dilihat dari daya liputnya
a.       Media dengan daya luas dan serempak, contoh radio dan TV
b.      Radio dengan daya liput yang terbatas oleh ruang dan tempat, contoh film, sound slide
c.       Media untuk pengajaran individual, contoh modul berprogam dan pelajaran melalui computer
III.       Evaluasi Pembelajaran IPS
a.       Pengertian Evaluasi
Evaluasi adalah suatu proses kegiatan yang terencana dan sistematis untuk menilai suatu objek berdasarkan pertimbangan dan criteria tertentu. Sedangkan evaluasi pembelajaran adalah suatu proses atau kegiatan yang sistematis, berkelanjutan dan menyeluruh dalam rangka pengendalian, penjaminan dan penetapan kualitas (nilai atau arti) berbagai komponen pembelajaran berdasarkan pertimbangan dan criteria tertentu sebagai bentuk pertanggungjawaban guru dalam melaksanakan pembelajaran. Evaluasi sebagai penilaian secara umum sifatnya kualitatif, sedangkan dalam arti, mengetahui keberhasilan secara kuantitatif sebagai suatu pengukuran (menerapkan besaran tertentu dalam bentuk angka).
b.      Tujuan dan manfaat evaluasi
Pendidikan disebuah lembaga pendidikan sangat diperlukan adanya evaluasi karena hal tersebut dapat memajukan lembaga dan proses pendidikan di sekolah. Manfaat atau tujuan diadakannya evaluasi pendidikan adalah :
1.      Bagi siswa, evaluasi atau penilain berguna untuk mengetahui apakah hasil pekerjaannya memuaskan atau tidak.
2.      Bagi guru, guru akan mengetahui siswa mana yang berhak melanjutkan dan mana yang tertinggal, guru akan mengetahui materi yang diajarkan sudah tepat atau belum, dan guru akan mengetahui apakah metode yang digunakan untuk mengajar sudah tepat apa belum.
3.      Bagi sekolah, evaluasi dapat mengetahui kondisi eajar yang ada di sekolah sudah tepat apa belum, informasi dari guru tentang tepat tidaknya kurikulum yang sesuai, dan informasi penilaian yang diperoleh dari tahun ketahun sehingga dapat digunakan sebagai pedoman.
Tujuan utama dalam proses belajar mengajar adalah mendapatkan informasi yang akurat mengenai tingkat tujuan intruksional oleh siswa, sehingga dapat diupayakan tindak lanjutnya.
c.       Fungsi evaluasi
1.      Evaluasi berfungsi selektif.
Guru mempunyai cara untuk mengadakan seleksi untuk calon siswa, untuk memilih siswa naik tidaknya ke tingkat lanjut, untuk memilih siswa yang seharusnya dapat beasiswa, untuk memilih siswa yang berhak meninggalkan sekolah.
2.      Evaluasi berfungsi diagnostik
Guru akan mengetahui kelemahan-kelemahan pada siswa dan tahu penyebabnya serta mengetahui bagaimana cara mengatasinya.
3.      Evaluasi berfungsi sebagai penempatan
Guru dapat menempatkan siswanya yang mempunyai kemampuan yang sama dan kelompok yang sama.
4.      Evaluasi berfungsi sebagai pengukuran keberhasilan
Hal ini bermaksud untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan suatu program yang dilaksanakan oleh sekolah.
Fungsi evalusi dalam proses pengembangan system pendidikan dimaksud untuk perbaikan system, pertanggung jawaban terhadap pemerintah dan masyarakat, penenentuan tindak lanjut hasil pengembangan.
d.      Asas-asas Evaluasi Pembelajaran IPS
1.      Asas Komprehensif atau asas keseluruhan, menentukan bahwa syarat evaluasi itu harus meliputi keseluruhan pribadi setiap peserta didik meliputi penguasaan materi(pengetahuan), Kecakapan (Kecerdasan), Keterampilan, kesadaran, dan sikap mentalnya.
2.      Asas Kontinuitas atau asas kesinambungan, mempersyaratkan bahwa evaluasi itu wajib dilakukan secara berkesinambungan mulai dari sebelum (pra) proses mengajar membelajarkan IPS itu di laksanakan, proses berjalan dan setelah (pasca) prose mengajar sampai berakhir.
3.      Asas Objektif, mensyaratkan bahwa evaluasi itu menilai dan mengukur apa adanya.
e.       Alat Evaluasi
Alat evaluasi yang digunakan dalam penilaian hasil pembelajaran perspektif global ini meliputi tes dan non-tes.
1.      Non-tes
Alat evaluasi nn-tes ini dalam proses pembelajaran perspektif global meliputi tanya jawab dan diskusi, tugas dan penampilan. Penilaian terhadap non-tes ini bersifat kualitatif.
2.      Tes
Alat evaluasi yangdisebut tes bagi kita semua terutama bagi anda selaku guru IPS, sudahtidak asing lagi. Tes ini dalam bentuk tulisan, baik tes uraian (tes esai) maupun tes objektif. Tes objektif ini ada beberapa tipe, meliputi tipe salah-benar, pilihan ganda, pilihan ganda majemuk, dan sebab akibat. Untuk tingkat SD, anda memilih salah – benar dan Pilihan Ganda (yang sederhana) saja. Tes ini diterapkan pada perspektif global, erutama sebagai tes formati. Penilaian dan analisis tes formatif.
Evaluasi pembelajaran IPS yang baik dilandasi oleh asas-asas yang menjadi persyaratannya . Oleh karena itu , untuk memperoleh alat evaluasi yang memenuhi syarat wajib dilakukan perancangan dan perencanaan dengan kisi-kisinya .
Evaluasi pembelajaran IPS yang memenuhi syarat menurut ketentuan-ketentuannya akan menghasilkan masukan bagi kepentingan guru dan peserta didik dalam meningkatkan keberhasilan tujuan intruksional IPS .
C.   KESIMPULAN
Dalam mempelajari IPS siswa dapat peduli terhadap lingkungan memahami gejala-gejala sosial,mengendalikan serta memberi solusi untuk  memecahkan masalah-masalah sosial. Pembelajaran IPS tidak hanya menyajikan pengetahuan sosial.tetapi, dapat membina siswa menjadi masyarakat dan warga negara yang bertanggung jawab. Karena IPS diartikan sebagai alih informasi pengetahuan sosial sehingga siswa dapat memahami dan menempatkan dirinya dalam situasi tertentu di kelompok masyarakat.
      Dalam proses pembelajaran IPS siswa harus menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai yang edukatif, praktis, teoritis dan nilai lainnya. Pembelajaran IPS berakhir dengan adanya evaluasi. Evaluasi ini dapat di jadikan tolak ukur bagi siswa guru dan sekolah terhadap baik atau tidaknya dalam proses pembelajaran berlangsung.




















D.   DAFTAR PUSTAKA

Sritejo, Rudi. 2012. Evaluasi Pembelajaran Perspektif Global Dalam Ips Sd. (Online), (http://yurispersada.blogspot.com/2012/02/ruang-lingkup-kajian-ilmu-ilmu-sosial.html), diakses tanggal 30 Agustus 2015

Depdikbud. 1993. Kurikulum Pendidikan IPS Sekolah Dasar. Jakarta: Depdikbud

Sundawa, D. (2006). Pembelajaran Dan Evaluasi Hasil Belajar IPS. Bandung: UPI PRESS.

Supriatna, N. (2007). Pendidikan Ips Di SD. Bandung: UPI PRESS.

Nurdin, Yurnalis. 2014. Nilai-Nilai yang Wajib Dikembangkan Oleh IPS Sebagai Program Pendidikan. (Online), (http://bdkpalembang.kemenag.go.id/yurnalis_1/), diakses tanggal 30 Agustus 2015

Kurnianita, Nenny. 2013. Ilmu Pengetahuan Sosial Sebagai Program Pendidikan. (Online), (Artblack_ Ilmu Pengetahuan Sosial Sebagai Program Pendidikan.html), diakses tanggal 30 Agustus 2015


 







0 komentar:

Posting Komentar